Ia akan berangkat bersama Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), yang mengirimkan 33 delegasi dari Indonesia. Jika sesuai rencana, para relawan akan tiba di Gaza pada 18 September 2025. Bagi Maimon, berkontribusi untuk kemanusiaan tidak berarti menanggalkan kewajiban akademik. “Ketika Allah kasih kesempatan, alhamdulillah. Walaupun pasti ada rasa takut,” ungkapnya.
Selain itu, Maimon juga berkesempatan berbincang dengan Greta Hughes, Founder Flotilla to Gaza. Dalam wawancara, Hughes mengakui banyak tantangan yang dihadapi. “Oh ya, sangat sulit. Banyak sekali halangan. Tapi dibandingkan apa yang terjadi di Gaza, itu bukan apa-apa. Saya sangat bahagia melihat kalian semua. Masih muda, datang dari berbagai tempat, bersatu untuk Palestina. Kami dulu hanya 44 orang, sekarang sudah 44 negara dengan begitu banyak kapal. Ini saja sudah sebuah kemenangan. Apapun yang terjadi setelahnya, kita sudah menang.” kata Hughes seperti dikutip dari Instagram Maimon.
Bagi Maimon, langkahnya ini merupakan sebuah kewajiban untuk membebaskan kiblat pertama umat Islam. Ia selalu yakin bahwa sedikitpun yang dilakukan untuk Palestina, akan diridhoi Allah SWT dan dapat meringankan bebannya dan seluruh umat manusia di dunia.
Alhamdulillah luarbiasa, sangat Inspiratif. Bagimn menurut Pak Hamka, Pak Harus, Pak Agung Hidayat, Pak Darman Dan semua Teman teman FPN Polewali Mandar, Hayo
Semangat yang luar biasa dalam misi kemanusiaan bertaruh nyawa, tentu sangat dilematis antara kemanusiaan dan ada rasa takut…Semoga selalu dlm Lindungan Allah SWT semuanya
hati yang luar biasa untuk ibuk Maimon sangat menginspirasi semoga banyak lagi yg seperti ibuk
dan saya berharap juga diri saya juga seperti ibuk Maimon ikut terjun dalam perjuangan untuk Gaza tercinta untuk Al Aqsha
Semua tim sumud fotilla semoga selamat sejahtera .. sebuah misi kemanusiaan akan menghadapi musuh yang tidak berperikemsnusiaan…
“Angkat topi untuk Bu Maimon, dosen sekaligus pejuang kemanusiaan. Semoga Allah selalu melindungi langkahnya hingga kembali dengan selamat.”
✌️
Semoga semakin banyak dosen yang terbuka mata hatinya untuk menolong warga Palestine.