One State: Mencapainya Gimana?
Sudah jelas, Rezim Zionis dan para zionis pendukungnya di seluruh dunia pasti menolak One State PALESTINA. Makanya, di buku “On Palestine,” Ilan Pappe menulis, langkah awalnya adalah membubarkan Rezim Zionis dulu. Dalam sejarah, kita melihat rezim apartheid Afrika Selatan juga dibubarkan dulu sebelum dibentuk pemerintahan baru yang demokratis dan menegakkan hak semua warga, apapun warna kulitnya.
Setelah Rezim Zionis tumbang, dibuat referendum untuk membentuk pemerintahan baru yang demokratis, yang diikuti oleh semua warga di tanah Palestina—Muslim, Kristen, dan Yahudi; termasuk juga warga Palestina yang berada di pengungsian (UNRWA 2024: total jumlah pengungsi Palestina 5,9 juta).
Lalu Bagaimana dengan Wakil Palestina di PBB yang Pro Two-States Solution?
Wakil Palestina di PBB adalah dari “Otoritas Palestina” yang didominasi oleh circle-nya Mahmoud Abbas. Memang realitasnya, di internal Palestina ada faksi-faksi (sama seperti di negara manapun, mana ada 1 negara 100% 1 suara?). Faksi Fatah (Mahmoud Abbas) paling dominan. Tapi perlu dicatat bahwa tidak semua warga Palestina sepakat dengan mereka. Bahkan polling tahun 2021, 80% warga ingin Mahmoud Abbas mundur saja.
Tapi, apapun faksinya, bangsa Palestina satu suara: hentikan genosida di Gaza, hentikan pendudukan Tepi Barat & Jerusalem Timur, berikan kemerdekaan dan kedaulatan pada bangsa Palestina.
Kita orang luar, fokus membantu Palestina untuk mencapai kemerdekaannya dan menghentikan penjajahan & kejahatan & genosida Rezim Zionis. Sementara itu, opsi “One State PALESTINA,” perlu didiskusikan dengan seksama, secara akademis & jujur, bukannya DIBUNUH sejak awal dengan ”ah, gak mungkin!” atau “ah, itu ide Iran!”
Bahkan Sekjen PBB Antonio Guterres pun pernah mengatakan di tahun 2018, “Saya sangat percaya bahwa solusi satu negara, tentu saja, SECARA TEORETIS MUNGKIN, jika itu adalah solusi demokratis…” TAPI, karena menurutnya “Israel ga mungkin mau menerima,” Guterres tetap mendukung “two states solution.”[3]
[Btw, jawaban untuk argument “Israel ga akan mau menerima” sebenarnya juga sudah disampaikan para pemikir: makanya BOIKOT Israel (dan perusahaan-perusahaan sedunia pendukung Rezim Zionis). Boikot inilah yang dulu dilakukan terhadao rezim apartheid Afsel sampai akhirnya tumbang.]
Bersambung ke halaman selanjutnya –>







# free free Palestina
# merdeka Palestina
Solusi satu negara yakni sangatlah bagus tetapi akan lebih bagus lagi jika seluruh negara Arab bersatu membentuk Uni Republik Arab Sosialis.
Solusi satu negara yakni Palestine sangatlah bagus tetapi akan lebih bagus lagi jika seluruh negara Arab bersatu membentuk Uni Republik Arab Sosialis.
Solusi satu negara yakni Palestine sangatlah bagus tetapi akan lebih bagus lagi jika seluruh negara Arab bersatu membentuk Uni Republik Arab Sosialis. Caranya satu yakni tumbangkan kapitalisme, kolonialisme, imperialisme, dan zionisme/fasisme di Asia Barat dan Afrika Utara. Selanjutnya adalah bentuk pemerintahan transisi (sementara) untuk menyusun pemilu memilih kandidat pemimpin revolusioner tersebut. Setelah terpilih, maka awasi setiap kebijakan pemerintahan revolusioner.
Tulisannya mencerahkan, apalagi tentang tawaran one state yang jarang dijelaskan secara jernih seperti ini.
Solusi 2 negara bukan solusi karena sejarah mencatat, apapun perundingannya, siapapun mediatornya, termasuk solusi 2 negara yang pernah diterima oleh Palestina, tetapi faktanya sampai saat ini tidak pernah merubah niat jahat zionis srael untuk menghapus Palestina. Pencuri tidak akan pernah memiliki. Palestina adalah milik muslim Palestina, Kristen Palestina dan Yahudi Palestina, bukan zionis si pencuri. Jadi rakyat Palestina sendiri yang berhak mengatur sendiri kehidupan dan pemerintahannya atau dengan kata lain 1 Negara yaitu Palestina yang merdeka.
Lawan Imperialisme, mampus Amerika, mampus Israel.
Srbaiknya menurutku …Semua negara mundur dr Palestina …..kemudian Palestina dijadikan negara Relegius ..dan semua orang agama ..islam ..kristen ..yahudi boleh masuk dan bole h ada di situ.
Seluruh negara selain negara palestina menjaga bersama sama dgn kedudukan sama rata …tak ada veto memveto .(negara seluruh dunia itu menjaga bersama2 Negara Palestina sbg NEGARA RELIGIUS …karena disitu ada situs ..dr islam ..kristen..yahudi dll
OTORITAS PENUH DIPEGANG BANGSA PALESTINA
Prihal “Two State Solution”, terutama tentang menghilangkan hak-hak bangsa Palestina, sama seperti yang dijelaskan oleh bapak Salem Barahmeh di channel “uncivilized” (Sebuah channel Youtube menarik yang menjelaskan tentang penduduk asli dan penjajahan).
Beliau sempat menyinggung, mengakui kemerdekaan Palestina dalam agenda kaum imperialis berarti “memaafkan” kejahatan Zionis Israel. Agar masyarakat luas bisa menerima penjajahan tersebut sebagai sesuatu yang dapat ditolerir.
Terlebih, mereka selalu berusaha menunda resolusi bagi bangsa Palestina (termasuk gencatan senjata) dengan alasan “menguntungkan Hamas”. Jadi ya, apapun solusi yang diinisiasi oleh pengabdi setia Israel, tidak satupun solusinya netral (condong melancarkan agenda Israel). Dan tidak satupun yang sejatinya solusi, hanya peralihan dari cara yang barbar (terang-terangan) ke cara yang lebih diplomatis.
One State Solution adalah opsi yang rasional