Repertoar juga diisi dengan karya solonya, termasuk “René,” “El Aguante,” “Fiesta de Locos,” dan “This is Not America” yang didedikasikan untuk para imigran di Amerika Serikat. Salah satu momen paling berkesan hadir ketika Silvana Estrada mendampingi Residente membawakan lagu klasik “Latinoamérica”.
Suara Estrada yang kuat dan emosional membuat seluruh Zócalo larut dalam nuansa kebanggaan identitas Amerika Latin. Residente juga membuka sisi rentannya melalui lagu “René,” yang lahir dari pengalaman pribadi penuh krisis pada 2014, tahun ketika ia mengundang keluarga 43 mahasiswa Ayotzinapa yang hilang ke konsernya di Meksiko.
Para penonton juga berteriak “Kamu tidaklah sendiri!” sebagai balasan solidaritas atas kisah rapuh yang Residente bagikan. Selain itu, Residente mengenang mendiang musisi Argentina Gustavo Cerati, yang sempat berencana berkolaborasi dengannya dalam lagu “La Vuelta al Mundo” sebelum Cerati meninggal pada 2014.
Konser ini merupakan penampilan solo pertama Residente di Zócalo, setelah enam tahun lalu ia tampil di tempat yang sama dalam acara berbeda. Zócalo sendiri kerap menjadi panggung bagi musisi kelas dunia seperti Paul McCartney, Shakira, Justin Bieber, Manu Chao, Rosalía, hingga mendiang Vicente Fernández.
Rekor penonton terbesar masih dipegang oleh band Argentina Los Fabulosos Cadillacs dengan 300 ribu orang pada 2023, disusul Grupo Firme yang menarik 280 ribu penonton pada 2022. Namun bagi banyak orang, konser Residente kali ini lebih dari sekadar hiburan.
Malam itu, Zócalo bukan hanya dipenuhi musik, tetapi juga suara perlawanan, solidaritas lintas bangsa, dan seruan lantang, yaitu Bebaskan Palestina.
Kereeen!Musik jadi senjata perlawanan, Residente membuktikan bahwa panggung bisa berubah jadi ruang solidaritas untuk Palestina. Respect ✊