Kepala LLDIKTI Wilayah II, Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc., menegaskan pentingnya kemandirian mahasiswa dalam dunia perkuliahan. “Di perguruan tinggi, mahasiswa harus mandiri, mampu mengatur dirinya sendiri. Ini fase baru yang menuntut kemandirian penuh,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa mahasiswa tidak cukup hanya unggul di bidang akademik. Soft skills seperti kepemimpinan, negosiasi, kerja sama, dan berpikir kritis perlu diasah melalui kegiatan organisasi.
“Mahasiswa justru punya waktu luang 20–30 jam per minggu untuk mengembangkan diri. Gunakan waktu itu untuk berorganisasi dan mengasah keterampilan hidup,” tambah Prof. Iskhaq.
Selain itu, ia memperkenalkan program Kampus Berdampak, lanjutan dari kebijakan MBKM, yang mendorong dosen dan mahasiswa turun langsung ke masyarakat untuk memberikan solusi nyata. Dalam kesempatan ini, Nasrullah juga menegaskan kebanggaan kampus yang berhasil menembus 15 besar kampus terbaik di Indonesia versi AD Scientific Index 2025, sejajar dengan UI, UGM, ITB, dan universitas ternama lainnya.
Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi UTI sebagai salah satu perguruan tinggi unggulan, tidak hanya di Lampung tetapi juga di tingkat nasional dan ASEAN. Dengan mengusung tema “Mahasiswa Teknokrat Berdampak untuk Indonesia Emas”, PKKMB tahun ini diharapkan menjadi titik awal perjalanan mahasiswa baru dalam mengembangkan diri.
Melalui pembekalan akademik, kedisiplinan, hingga dorongan untuk aktif di masyarakat, mahasiswa Teknokrat dipersiapkan menjadi generasi tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global. “Diharapkan, melalui pembekalan yang diberikan, para mahasiswa dapat tumbuh menjadi generasi pemimpin masa depan yang tangguh, berkarakter, serta mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” tandas Nasrullah.






