More

    63 Negara Terlibat Genosida di Gaza

    Gencatan Senjata yang Tak Pernah Nyata

    Kondisi kemanusiaan disebut sudah berada di level bencana total. Ironisnya, setelah serangan brutal itu, militer Israel mengumumkan berakhirnya “ronda eskalasi” dan kembali berkomitmen pada gencatan senjata. Pernyataan ini memicu kemarahan warga Gaza.

    “Kami tidak tahu apakah ini perang atau gencatan senjata. Pesawat terus terbang di malam hari, dan rasa takut terus ada di siang hari,” kata Sanaa Bashir, seorang ibu yang mengungsi di Al-Zawayda. “Anak-anak saya bertanya apakah perang sudah kembali. Saya hanya bisa bilang bahwa perang itu belum pernah pergi.” sambungnya.

    - Advertisement -

    Para analis politik di Gaza menyebut Israel sedang menerapkan strategi baru perang tanpa akhir. Mereka menilai Tel Aviv ingin menciptakan situasi seperti di Lebanon Selatan yang tidak perang total, tapi juga tidak ada perdamaian. “Israel ingin Gaza tetap lemah dan terblokade, tapi tidak ingin menghancurkan Hamas sepenuhnya. Mereka ingin Hamas tetap ada untuk memikul beban kemanusiaan,” jelas Ahed Ferwana, analis politik Gaza.

    Sementara Mustafa Ibrahim, analis lainnya, menambahkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang memanfaatkan konflik ini untuk kepentingan politik dalam negeri dan pemilu mendatang. “Netanyahu menciptakan alasan sendiri untuk terus menyerang. Ia ingin terlihat kuat di mata publik Israel, meski yang sebenarnya terjadi adalah penderitaan rakyat Palestina tanpa akhir,” kata Mustafa.

    Dua tahun setelah perang besar di Gaza meletus, dunia masih menyaksikan siklus kekerasan yang tak berkesudahan. Negara-negara besar yang seharusnya menjadi penegak perdamaian justru terjebak dalam kepentingan politik dan ekonomi mereka sendiri.

    Bagi generasi muda, tragedi Gaza bukan hanya tentang perang di negeri jauh, tapi juga tentang kegagalan global dalam mempertahankan kemanusiaan. Seperti kata Francesca Albanese, “Jika kita terus diam, kita sedang ikut mengubur jiwa dari sistem multilateral dunia.”

    - Advertisement -

    8 COMMENTS

    1. Ternyata kolonialisme masih mengakar dengan kuat di dunia… terbukti dari pendukung genosida oleh 63 negara di dunia… mereka itu kafirun, munafikun, dholimun, serakahun, Hubud dunyaun, dan segala bentuk keburukan akhlak bahkan menuju ke kebejatan moral …mereka bersatu padu dalam kejahata…maka janji Allah SWT dalam Al Qur’an mereka semua akan digiring ke neraka paling dasar… hasbunallah wa’nimal wakil ni’mal maula wa niman nasyiir…

    2. Ini fakta, negara negara yg masih menjalin kerjasama dengan Israel adalah pendukung GENOSIDA, walaupun mereka tidak ada hubungan diplomatik tapi masih menjalin hubungan dagang dengan Israel adalah pendukung GENOSIDA, saya mohon kepada pemerintah Indonesia, tolong hentikan perdagangan dengan Israel, rakyat Indonesia berteriak untuk kemerdekaan Palestina tapi pemerintah nya tutup mata, sangat memperihatinkan, kalau pun ingin melakukan aksi mendukung palestina harusnya di adakan di depan istana merdeka bukan di depan Kedubes AS, yg harus kita ketuk hatinya adalah pemerintahan kita ,bukan AS, karena AS adalah kepalanya kita harus melumpuhkan kaki tangan nya dahulu, jika kaki tangan nya lumpuh maka kepala pun akan tidak bisa berbuat apa-apa, hidup Palestine

    3. Ini sudah bukan lagi oknum pejabat tapi semua pejabat terlibat dalam genosida di Palestina bahkan Sudan dan Congo. Betapa teknologi jika tidak digunakan dengan bijak dapat merusak rasa kemanusiaan dan logika sehat kita.

    4. ya, biang keladinya itu konspirasi bersama para pemain dan brutus atas nama kolonialis dan imperialis.

      Tak ada yang berjalan sendiri, para tiran bersinergi demi eksistensi mendominasi dunia.

      Mereka lupa, bahwa proses keseimbangan saat ini menunjukkan bahwa kocok ulang dunia menuju tatanan multipolar sedang menanjak naik grafiknya dan ini suatu keniscayaan.

      Sejarah akan mencatat bahwa mereka yang kerkomplot dalam kezaliman akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.

      Persatuan Poros Perjuangan telah menemukan dan tetap mempertahankan momentum dalam meraih cita cita perubahan dunia dengan Kerja Sama lebih adil, Bijaksana dan Seimbang Melawan Unilateralisme.

      Panjang Umur Palestina

    5. Siapa saja yang tidak mau mengikuti aturan sebelah mata maka akan di bumi hangus_kan..
      .
      .
      Dan kemanusiaan mereka adalah mereka yang merasa lebih baik dari manusia yang lain..(jelak iblis)mahluk terlaknat ☝️

    6. Ayatullah Ali Khamene’i pernah mengatakan bahwa status kepemimpinan itu sangat berat dan tidak layak dipegang oleh orang yang menginginkannya.

      Jelasnya, prihal kepemimpinan yang tidak boleh berasas dari keinginan pribadi memang relevan. Rata-rata pemimpin dunia saat ini adalah berasal dari orang-orang yang ingin berjaya (sukses) untuk dirinya pribadi dengan jubah “for the people”.

      Alhamdulillah, hari ini kita menyaksikan angin segar di politik Internasional, dimana Amerika (New York) memiliki kepemimpinan yang valid. Beliau (Zohran Mamdani) adalah seseorang yang mengambil tonggak kepemimpinan atas dasar luka batin bersama yang ia alami sebagai imigran, Muslim, dan orang terbelakang.

      Beliau “harus” mengambil kepemimpinan karena rakyat New York menjerit. Dan harapannya, kemenangan beliau merupakan langkah awal dari runtuhnya imperialisme/kolonialisme Amerika Serikat.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here