More

    Gelombang Protes Dunia Menggema Pasca Global Sumud Flotilla Dihadang Israel

    Demonstrasi yang melumpuhkan italia akibat aksi mogok serikat buruh sebagai bentuk solidaritas terhadap aktivis-aktivis Global Sumud Flotyla yang ditangkap Israel. (Foto: EPA via thecradle)

    Salah satu kapal armada Global Sumud Flotilla, Summertime-Jong, memilih memutar balik ke Pelabuhan Larnaca, Siprus, pada Kamis malam (2/10). Keputusan ini diambil setelah adanya ancaman penghadangan oleh aparat Israel. Kapten kapal menjelaskan bahwa Summertime-Jong difungsikan sebagai kapal pengawas dengan misi mendukung armada utama, sekaligus membawa dokumentasi, rekaman, dan bukti yang sudah dikumpulkan. 

    Sebanyak 21 orang penumpang di kapal tersebut dilaporkan selamat. Aktivis Malaysia, Nadir Al-Nuri, yang turut berada di atas kapal, menegaskan bahwa meski bantuan kemanusiaan kali ini gagal mencapai Gaza, perjuangan tidak akan berhenti. 

    Sementara itu, sembilan kapal lain yang tergabung dalam gelombang kedua armada masih berlayar menuju Gaza, berusaha menembus blokade yang telah berlangsung selama hampir 18 tahun. “Kami akan melakukan upaya ini lagi dan lagi hingga Palestina terbebas dari Israel,” ujarnya.

    - Advertisement -

    Namun pasukan Israel mencegat kapal terakhir dari gelombang pertama. Akibatnya, lebih dari 450 aktivis ditangkap, sementara puluhan kapal disita, Jumat (3/10). Insiden ini memicu gelombang protes di berbagai kota besar dunia, terutama di Eropa. 

    Ribuan demonstran turun ke jalan mengecam tindakan Israel terhadap armada flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis. Di Paris, massa memadati Place de la Republique, mengibarkan bendera Palestina, serta menyerukan slogan “Israel pergi, Palestina bukan milikmu” dan “Hidup Palestina”. Mereka juga menuntut pembebasan aktivis flotilla, termasuk warga Prancis yang ditahan.

    Aksi solidaritas serupa terjadi di Brussel, Belgia. Ratusan orang berunjuk rasa di depan Kementerian Luar Negeri dengan membawa bendera Palestina dan meneriakkan “Free Palestine” serta “Kebebasan untuk Gaza”. Massa kemudian bergerak menuju Parlemen Eropa, mendesak pemerintah Belgia dan Uni Eropa meningkatkan tekanan terhadap Israel.

    Di Spanyol, ribuan orang berkumpul di Madrid, Barcelona, hingga Valencia. Seruan boikot terhadap Israel menggema, sementara keluarga aktivis yang ditahan mendesak pemerintah segera mengambil langkah diplomatik. Ketegangan bahkan merambah parlemen regional, di mana partai-partai berbeda pandangan terkait sikap terhadap Palestina.

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here