More

    Indonesia Perlu Ambil Peran Strategis Gencatan Senjata Israel–Hamas

    Jangan Terjebak Normalisasi Diplomatik

    Sementara itu, Furqan menyoroti ketimpangan antara wacana dan realitas dalam penerapan solusi dua negara. Ia menyebut, meskipun gagasan itu sudah lama digaungkan, Palestina hingga kini belum benar-benar merdeka. “Pertanyaannya, apakah benar ada niat untuk mewujudkan two-state solution? Netanyahu sudah dengan jelas menolak adanya negara Palestina,” ujarnya.

    Menurut Furqan, normalisasi hubungan diplomatik antara beberapa negara Arab dengan Israel tidak banyak mengubah situasi di lapangan. “Bahkan negara yang sudah menormalisasi hubungan pun tidak bisa menghentikan genosida di Gaza. Jadi, normalisasi bisa saja menjadi siasat Israel untuk menekan negara-negara kawasan,” tegasnya.

    - Advertisement -

    Ia menilai, Indonesia tidak perlu menunggu untuk menjalin hubungan diplomatik agar bisa berperan dalam perdamaian. “Itu cara berpikir yang keliru. Tanpa hubungan diplomatik pun kita bisa berperan aktif membela kemerdekaan Palestina,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Furqan menilai pentingnya persatuan nasional di kalangan pejuang Palestina. Ia mencontohkan langkah Tiongkok yang berhasil mempertemukan berbagai faksi untuk menyepakati langkah-langkah menuju persatuan. “Presiden Prabowo bisa mengambil inisiatif serupa mengundang semua faksi pejuang Palestina ke Indonesia untuk duduk bersama mencari konsensus nasional,” ucapnya.

    Menurutnya, jika langkah ini berhasil, Indonesia dapat memainkan peran penting di kancah politik Timur Tengah, sejalan dengan semangat sejarah perjuangan bangsa dan aspirasi publik. “Saya yakin, dukungan rakyat Indonesia akan luar biasa besar bila pemerintah mengambil peran nyata dalam perjuangan kemerdekaan Palestina,” tambah Furqan.

    Pandangan kedua narasumber ini menunjukkan satu benang merah, yaitu Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi mediator penting di tengah konflik Israel–Palestina. Dengan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif dan rekam jejak diplomasi damai, Indonesia dinilai mampu menjadi jembatan antara faksi-faksi yang berseteru.

    Keduanya sepakat bahwa perjuangan diplomatik ini bukan hanya soal politik luar negeri, tetapi juga soal komitmen kemanusiaan dan moral bangsa. Indonesia diharapkan bisa terus memainkan peran aktif untuk memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here