Rencana pembangunan kampus baru ini juga sejalan dengan transformasi BPS dalam menghadapi era digital dan AI. Amalia menekankan pentingnya mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam metode statistik, tetapi juga melek digital, mampu berpikir analitis, dan memiliki etika data yang kuat.
Selain itu, BRIN dan BPS menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperkuat kerja sama dalam penyediaan, konsultasi, dan pengembangan data statistik berbasis riset. “Kami berharap lulusan STIS ke depan memiliki literasi digital tinggi, kemampuan analitik yang tajam, serta jejaring global yang luas,” ujar Amalia.
Handoko menjelaskan, kolaborasi ini bertujuan mendorong inovasi metodologi, survei, serta riset yang dapat mendukung kebijakan berbasis data di tengah tantangan big data dan AI. “BRIN juga menyediakan skema Degree by Research untuk S2 dan S3 yang bisa dimanfaatkan bagi mahasiswa dan dosen STIS,” tambahnya.
Tak hanya fokus pada pengembangan infrastruktur, BPS juga aktif mengenalkan pendidikan statistik ke daerah. BPS Kabupaten Kaur, misalnya, menggelar Sosialisasi Sekolah Kedinasan Polstat STIS di SMAN 10 Pentagon Kaur, Selasa (21/10).
Kegiatan ini memberikan informasi kepada siswa tentang peluang karir sebagai aparatur sipil negara (ASN) melalui jalur kedinasan serta memperkenalkan pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026 (SE2026) yang akan segera dimulai. “Kami ingin menginspirasi generasi muda agar berprestasi, berkontribusi, dan menjadi bagian dari insan statistik yang berintegritas,” tulis BPS Kaur dalam pernyataannya.
Melalui kegiatan seperti ini, BPS berharap semakin banyak generasi muda tertarik berkarier di bidang statistik dan data science. Dengan lahan baru, kerja sama riset strategis, serta dukungan penguatan SDM, Politeknik Statistika STIS kini bersiap menapaki babak baru sebagai lembaga pendidikan kedinasan yang siap menghadapi era big data dan AI, sekaligus menjadi pionir pendidikan statistik di tingkat nasional dan regional.






