
TUNIS, KabarKampus – Jejak diplomasi Indonesia di panggung global kian terukir melalui peran krusial para pemudanya. Sebanyak empat mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Tunisia, di bawah naungan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia, baru-baru ini berkesempatan emas untuk memperluas cakrawala diplomasi dan jaringan internasional mereka dengan menghadiri konferensi prestisius, “African Diplomatic League”
Acara yang berlangsung megah di Golden Tulip El-Mechtel, Tunis, pada 19 Oktober 2025, ini menjadi mimbar penting bagi para delegasi muda untuk mendiskusikan tema sentral: ‘Kontribusi global dalam menanggapi dan menghadapi perubahan iklim’. Kehadiran perwakilan Indonesia di kancah Afrika ini bukan sekadar partisipasi, melainkan sebuah manifestasi komitmen tinggi pelajar Indonesia untuk tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga aktif ambil bagian dalam isu-isu hubungan internasional dan mempromosikan peran strategis Indonesia di mata dunia.
Konferensi African Diplomatic League ini didirikan dengan tujuan utama yang mulia, mendukung proses pengembangan pemuda pemudi di bidang diplomasi. Meskipun berfokus pada pengembangan diplomat muda dari benua Afrika dan sekitarnya, forum ini mengundang perwakilan dari kawasan lain untuk menciptakan dialog global yang inklusif.
Namun, peran yang diemban oleh keempat mahasiswa Indonesia, yang berasal dari berbagai universitas di Tunisia, berbeda dari delegasi negara-negara lain. Mereka tidak hanya hadir sebagai perwakilan resmi yang bertugas memaparkan solusi kebijakan negara, melainkan mereka juga sebagai Brand Ambassador (BA) atau Duta Acara. Status ini menunjukkan pengakuan pihak penyelenggara terhadap potensi dan jaringan pelajar Indonesia di kawasan tersebut.
“Sementara kami fokus sebagai perwakilan negara untuk menyampaikan solusi, tugas utama kami sebagai BA adalah mempopulerkan acara ini, menyebarkan informasinya, dan menunjukkan semangat partisipasi global agar menarik minat lebih banyak pihak.” Ujar Robith Marzuban selaku perwakilan delegasi dari mahasiswa Indonesia
Konferensi ini dirancang secara komprehensif, menampilkan serangkaian diskusi panel, seminar mendalam, dan simulasi diplomatik yang melibatkan para aktor kunci dalam hubungan internasional. Peserta terdiri dari diplomat senior, akademisi, serta perwakilan organisasi internasional dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pembangunan dan lingkungan.
Selama acara berlangsung, delegasi Indonesia menunjukkan keaktifan yang luar biasa. Selain berpartisipasi dalam sesi utama yang membahas Perubahan Iklim dan Dinamika Diplomasi Internasional, mereka secara khusus menyoroti isu yang kini menjadi perdebatan hangat di tingkat global: peran Kecerdasan Buatan (AI) dalam menanggapi isu perubahan iklim.
“Isu yang paling aktif kami bahas adalah apakah AI mampu menjadi jawaban fundamental terhadap isu bencana lingkungan yang semakin sering terjadi,” ungkap Robith Marzuban. Diskusi ini tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga praktis, sebab di dalamnya terdapat sesi pelatihan penanggulangan bencana dan strategi mitigasi dalam menghadapi tantangan-tantangan iklim global. Fokus pada teknologi mutakhir ini menunjukkan bahwa delegasi Indonesia memiliki pandangan yang progresif dan antisipatif terhadap tantangan masa depan.
Tujuan utama kehadiran delegasi adalah memperluas wawasan diplomasi dan membangun jaringan (networking). Selama konferensi, delegasi Indonesia aktif menjalin interaksi dengan perwakilan dari berbagai negara dan organisasi. Meskipun terdapat banyak perbedaan, terutama dalam bahasa komunikasi, mereka berhasil menciptakan suasana interaksi yang produktif dan saling mendukung.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>






