Kritik terhadap Dominasi Amerika dan Seruan Keadilan
Sementara itu, Furqan memandang bahwa gencatan senjata belum cukup tanpa adanya keadilan dan pengakuan terhadap genosida yang terjadi di Palestina. Ia menilai banyak upaya diplomasi internasional justru tidak melibatkan pihak-pihak yang benar-benar terlibat dalam konflik.
Menurutnya, berbagai lembaga HAM internasional, termasuk dari Israel sendiri, telah mengakui bahwa tindakan Israel di Gaza merupakan bentuk genosida. “Konferensi di Mesir yang diinisiasi Donald Trump tidak menghadirkan Israel, Hamas, atau kelompok perjuangan Palestina. Jadi, siapa sebenarnya yang berhak menentukan nasib Palestina?” tegas Furqan.
Oleh karena itu, perdamaian sejati tak akan tercapai tanpa pertanggungjawaban hukum terhadap pelaku. Furqan juga mengkritik dominasi Amerika Serikat yang dianggap menjadi bagian dari permasalahan. “Delapan puluh persen senjata Israel berasal dari Amerika. Maka suka tidak suka, mereka juga bagian dari genosida itu,” katanya.
Furqan menilai bahwa politik luar negeri bebas aktif Indonesia seharusnya tidak berhenti sebagai slogan, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata. Indonesia, menurutnya, memiliki tanggung jawab historis sebagai pelopor gerakan anti kolonial dan inisiator Konferensi Asia–Afrika.
Ia juga mendorong Indonesia agar menginisiasi konferensi internasional darurat yang melibatkan negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin untuk membahas kemerdekaan Palestina, meniru semangat Bandung 1955. “Sudah jelas ini penjajahan dan genosida. Maka politik luar negeri Indonesia harus berpihak pada Palestina,” tegasnya.
Lebih lanjut, Furqan mengungkapkan bahwa jaringan Free Palestine Network di 89 kota Indonesia telah menyatakan dukungan penuh bagi pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Prabowo Subianto, agar berani mengambil posisi tegas di panggung dunia.
Pandangan kedua narasumber menegaskan bahwa gencatan senjata bukanlah akhir, melainkan pintu masuk bagi peran global Indonesia dalam isu Palestina. “Kita dorong agar Indonesia keluar dari perangkap diplomasi Amerika dan sekutunya, dan mengambil peran sebagai pemimpin moral di tengah dunia yang terpecah,” ujar Furqan.
Hikmahanto menekankan pendekatan pembangunan dan stabilitas, sementara Furqan menyoroti pentingnya keadilan dan posisi politik yang berpihak pada korban. Keduanya sepakat bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis, bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku aktif yang mendorong rekonsiliasi, rekonstruksi, dan kemerdekaan sejati bagi Palestina.







Selama dunia masih takut menegur pelaku penjajahan, perdamaian akan tetap menjadi sandiwara. Indonesia harus berdiri di sisi yang benar: bersama Palestina.
Karena Indonesia lahir dari penderitaan bangsa terjajah. Maka membela Palestina bukan pilihan politik, itu adalah amanat sejarah dan nurani bangsa.
Sangat setuju dengan paparan pak Furqon
Pointnya keadilan dan mendorong Indonesia untuk hati hati masuk perangkap kolonialis imperialis Amerika cs
Palestina sejatinya adalah pembeda antara yang gak dan batil
Palestina sesungguhnya adalah panggung pertempuran penentu eksistensi antara kelompok penjajah dan kelompok yang dijajah.
Karena terkait eksistensi, keberadaan kedua kelompok ini akan mengeluarkan semua kemampuan yang ada termasuk mempengaruhi dan mengajak sebanyak banyak komunitas didunia ini untuk berpihak kepadanya.
Keberpihakan kita sangat berarti karena akan menentukan arah bangsa dan negara, apakah akan menjadi pemain bersama kelompok MULTIPOLAR atau menjadi bangsa penonton bersama kelompok unipolar.
Dunia secara fitrah suka tidak suka tahu tidak tahu sedang berjalan menuju proses keseimbangan baru, dimana kini Poros perlawanan menemukan momentum untuk merealisasikan dan meraih cita citanya.
Untuk itu, demi kemaslahatan kita semua kedepan dan menjaga kesempatan yang ada kita harus berjuang secara komprehensif di segala lini untuk untuk terus bersuara secara terpimpin, terorganisir dan berlipat ganda
Panjang Umur Palestin
Watak. Zionis yang zalim dan kejam telah membuatnya menjadi lambang kejahatan itu sendirii. Ini juga suatu misteri yang sulit untuk ditebak kemana arah semua upaya perdamaian gencatan senjata atau apapun namanya. Kejahatan dan kekejaman demikian telanjang yang membuat siapapun menjadi speechless.
Gencatan senjata mungkin hanya ingin menyiapkan strategi baru, bagi zionis n amrik, yang sampai detik ini belum dapat mengalahkan Hamas dan belum dapat menguasai Tanah Palestina sepenuhnya,mereka masih mencari gara- gara dengan mengatur mengancam Hamas agar melucuti senjata…jangan terkecoh dgn janji manis kaum munafiq…Free Free Palestine …
Gencatan senjata penting, tapi Indonesia jangan berhenti di doa dan pernyataan saja. Kita punya posisi netral dan dihormati, apalagi tokoh seperti JK yang berpengalaman. Saatnya Indonesia ikut ambil peran nyata dalam rekonstruksi Gaza dan perjuangan Palestinaa✊