Demi kenyamanan dan keamanan bersama, setiap lantai juga dipasang CCTV. Apabila ada salah satu sarana yang rusak, maka akan diperbaiki meskipun penanganannya sedikit lambat. Di ma’had putri, setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi dalam dan kamar mandi umum setiap lantainya. Sedangkan di ma’had putra, tidak semua kamar memiliki kamar mandi dalam, beberapa masih menggunakan kamar mandi umum. Perbedaan ini sering dipandang sebagai ketimpangan, karena dengan biaya yang sama, kenyamanan yang dirasakan berbeda.
Tak hanya itu, bahkan kondisi ranjang dan lemari pun juga berbeda, sebagian asrama sudah menggunakan besi, namun sebagian masih menggunakan kayu. Kondisi ini kerap menimbulkan rasa kurang puas, terutama bagi kalangan putra yang merasa sarana mereka tidak sebanding. Oleh karena itu, hal ini seharusnya mendapat perhatian khusus agar standar pelayanan lebih adil untuk seluruh mahasantri.
Di samping itu, biaya tersebut sudah mencakup pengembangan akademik dan pembelajaran spiritualitas. Alokasi dana meliputi penyediaan beberapa kitab taklim untuk setiap mahasantri dan sepertinya juga digunakan sebagai biaya operasional, termasuk honor ustadz/ah pengajar maupun tenaga keamanan, tentu bukan jumlah yang sedikit. Tidak jarang, di sebagian kegiatan mereka mendapatkan konsumsi entah itu berupa snack ataupun makanan berat tanpa dipungut biaya lagi.
Adapun layanan lain yaitu disediakannya obat-obatan oleh para pendamping kamar seperti obat demam, batuk, flu, ataupun diare. Salah satu tugas mereka adalah mendampingi mahasantri yang sedang sakit. Apabila kondisinya cukup serius, maka mereka akan mengantarnya ke klinik atau rumah sakit, sehingga dalam kondisi darurat pun mahasantri ada yang mendampingi dan tidak merasa sendirian.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>
