
GAZA, KabarKampus. –Kabar duka kembali datang dari Gaza. Jurnalis muda Palestina, Saleh Aljafarawi (28), ditemukan tewas di kawasan Al-Sabra, selatan Kota Gaza, Minggu (12/10). Ia ditemukan hanya beberapa hari setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan.
Kematian Aljafarawi bukan hanya kehilangan bagi dunia jurnalisme, tetapi juga menjadi simbol bahwa kebebasan pers di Gaza masih berada di bawah ancaman mematikan. Dilansir dari Al Jazeera, pembunuhan Saleh mengirim pesan gelap pada dunia.
Bahkan setelah perang berhenti, para jurnalis di Gaza tetap menjadi target. Lahir pada 22 November 1997 di Kota Gaza, Saleh dikenal bukan hanya sebagai jurnalis, tetapi juga seniman dan kreator. Sebelum aktif di dunia liputan, ia gemar bernyanyi, menciptakan lagu, dan berprestasi di olahraga tenis meja. Ia juga hafal 600 halaman Al-Qur’an.
Sejak 2020, Saleh aktif di platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, membagikan karya musik, vlog, dan potret kehidupan Gaza yang damai sebelum perang. Namun, segalanya berubah sejak agresi besar Israel dimulai pada Oktober 2023.
Saat itulah, ia memilih menjadi jurnalis independen, turun langsung ke lapangan untuk melaporkan kehancuran, penderitaan warga, dan kondisi kemanusiaan yang memburuk di tanah kelahirannya. Gaya komunikasinya yang jujur dan empatik membuat Saleh cepat dikenal dunia.
Ia menjadi salah satu sumber utama informasi dari dalam Gaza, terutama ketika media internasional dibatasi aksesnya. Dalam setiap liputannya, ia tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga korban dari perang yang ia dokumentasikan.
Jurnalis yang Tak Kenal Takut
Bersambung ke halaman selanjutnya –>







AllahYarham martir Gaza Saleh Al jafarawi
Al Fatihah ma’a sholawat
# free free Palestina
Tak membungkam
Malah menjadi pemantik semangat meneruskan girah beliau untuk terus bersuara akan pentingnya pembelaan kepada kaum tertindas khususnya membela kemerdekaan Palestina dari penjajah zionis laknatullah.
Panjang Umur Oalestuna
Suara kebenaran akan tetap langgeng dan pasti datangnya tidak akan bisa dibungkam meski ditembus tujuh peluru sedangkan kebatilan akan lenyap dan pasti lenyap walau dunia bungkam dan memalingkan wajahnya
Suara Saleh memang dibungkam, tapi kita jangan ikut diam. Tetap bersuara untuk Palestina.
Kematian Saleh adalah bukti: di Gaza, kebenaran pun ditembak. Inilah wajah sejati kolonialisme modern yang masih dibiarkan hidup.