More

    Solidaritas dan Tantangan Diplomasi Olahraga Indonesia Menolak Atlet Israel

    Upacara Pembukaan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) I di Gelora Bung Karno tanggal 10 Novemmber 1963. (Foto IPPHOS via kompaspedia)

    Keputusan Indonesia menolak kehadiran atlet Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta menuai perhatian dunia internasional. Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai langkah tersebut bukan bentuk diskriminasi, melainkan konsistensi moral bangsa dalam memperjuangkan kemanusiaan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina.

    Pernyataan itu disampaikan setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan imbauan agar federasi olahraga internasional tidak menyelenggarakan ajang di Indonesia. “Sikap Indonesia bukan bentuk diskriminasi terhadap atlet, melainkan konsistensi moral bangsa dalam memperjuangkan kemanusiaan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina,” ujar Hetifah, seperti dikutip dari Aktual, Jumat (24/10).

    Kebijakan ini muncul sebagai konsekuensi dari pembatalan visa kontingen senam Israel yang hendak berlaga di Jakarta. Hetifah menegaskan, keputusan pemerintah berlandaskan kedaulatan nasional dan politik luar negeri bebas aktif yang menolak segala bentuk penjajahan. 

    - Advertisement -

    Ia mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk menjalin komunikasi diplomatik aktif dengan IOC agar persoalan ini tidak berdampak negatif bagi dunia olahraga nasional. Menurutnya, IOC perlu bersikap objektif dan menghindari standar ganda terhadap negara yang berupaya menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.

    Komisi X DPR RI juga berkomitmen mengawasi isu ini dan siap memanggil pihak Kemenpora maupun KOI untuk memberikan penjelasan resmi. “Indonesia harus menegaskan komitmennya terhadap sportivitas dan perdamaian dunia, sambil meminta IOC menghormati sikap kemanusiaan Indonesia,” tambah Hetifah.

    Sebagai langkah ke depan, Hetifah mendorong adanya kebijakan terpadu antara Kemenpora, Kemenlu, dan KOI guna mengantisipasi isu politik sensitif dalam penyelenggaraan event olahraga internasional. “Indonesia harus mampu memisahkan urusan olahraga dari politik tanpa mengorbankan nilai kemanusiaan dan konstitusional,” katanya.

    Sikap Pemerintah dan Konsekuensinya

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    7 COMMENTS

    1. Ini adalah bukti empati yang patut didukung oleh Bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan. Dengan melakukan aksi tersebut Mereka sebagai penjajah merasa dikucilkan diseluruh dunia

    2. Setujuuuu!!!
      Karena ini bukan soal atlet atau olahraga, akan tetapi ini adalah soal kemanusiaan. Indonesia berdiri di sisi yang benar, di sisi Palestina.

    3. Trima kasih pak Erik atas ketegasan dlm keputusannya. Jangan menerima penjahat kemanusiaan,,penjajah harus d singkirkan di dunia

    4. Amanat undang undang 1945
      Bahwa penjajahan diatas dunia harus dihaouskan.

      Tak lepas apapun itu termasuk juga terkait olahraga tak lepas dari perjuangan mentegakkan keadilan.

      Ada anasir yang ingin mendangkalkan pemahaman bahwa olah raga harus dibedakan dengan politik,

      Tak ada kata Damai dengan kolonialisme dengan corak dan topeng apapun termasuk olah raga.

      Telah diajarkan oleh pendahulu kita, sukarno keluar dari Olimpiade karena memprotes ikutnya Zionis Israel sebagai anggota negara peserta Olimpiade.

      Terlihat gagah nan perkasa kemudian sukarno membuat Olimpiade tandingan GANEFO,, dan kiranya tak terpecah dan bila tidak mau dikatakan ada beberapa peserta GANEFO ter-cederai menghianati perjuangan melalui olah raga, mungkin peta paleatina dan Zionisme akan berbeda

      Satu kata lawan.

      Panjang umur Paleatina

    5. # berolahraga menjunjung sportivitas global
      # membela Palestina tuk merdeka dari bentuk penjajahan
      # merawat Indonesia dgn menolak segala bentuk tekanan
      Pasti Bisa!!!

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here