
LAS VEGAS, KabarKampus – Band rock asal Amerika Serikat, The Used, kembali menunjukkan sikap politiknya di atas panggung. Dalam penampilan mereka di festival When We Were Young 2025 di Las Vegas, Sabtu (18/10). Band asal Utah ini mengibarkan bendera besar bertuliskan “Freedom for Palestine” di belakang panggung utama.
Aksi tersebut sontak menjadi pusat perhatian ribuan penonton. The Used tampil penuh energi, namun tetap menyelipkan pesan kemanusiaan yang kuat menyerukan kebebasan bagi rakyat Palestina di tengah konflik yang masih terus berlangsung.
Dukungan The Used terhadap Palestina bukan hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka berulang kali menunjukkan sikap serupa di berbagai panggung dunia. Pada tur Australia 2025, bassist Jepha Howard tampil mengenakan keffiyeh, kain bermotif hitam-putih yang menjadi simbol solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Sementara di Slam Dunk Festival Italy 2025, mereka juga mengibarkan bendera “Free Palestine” di tengah konser. Gestur itu bukan sekadar simbol. Pada April 2024, The Used merilis kaus bertema “Free Palestine” di toko merchandise resmi mereka. Seluruh hasil penjualannya disumbangkan ke Palestine Children’s Relief Fund (PCRF), yaitu lembaga kemanusiaan yang membantu anak-anak korban konflik di wilayah tersebut.
Mereka menulis dalam unggahan resmi kala itu, “Bergabunglah dengan kami mendukung perjuangan yang dekat di hati kami.”
Sikap politik The Used juga pernah terlihat saat tampil di Hodgepodge Superfest 2019 di Jakarta. Vokalis Bert McCracken kala itu mengikatkan sorban Palestina di mikrofon sambil menyampaikan pesan solidaritas serupa kepada penonton Indonesia.
Dalam tur perayaan 25 tahun perjalanan band mereka di Melbourne tahun ini, Jepha kembali mengenakan keffiyeh. Kali ini, dililitkan di pinggang saat memainkan album Lies for the Liars di hadapan penonton penuh di Northcote Theatre.
Tindakan The Used ini menambah daftar panjang musisi internasional yang menggunakan panggung mereka untuk menyuarakan isu kemanusiaan. Dalam beberapa festival besar, seperti Reading Festival di Inggris, sejumlah band juga menyoroti tragedi di Palestina.
Vokalis Enter Shikari, Rou Reynolds, bahkan sempat menyebut di atas panggung, “Dokter dibunuh, anak-anak ditembak oleh sniper. Ini bukan tragedi, ini kejahatan perang.” serunya.
Sementara itu, seorang rekan musisi yang mengenal The Used menulis di media sosial, “Mereka benar-benar peduli pada apa yang terjadi, jauh sebelum ini menjadi tren. Banyak artis besar bicara soal keadilan, tapi hanya sedikit yang benar-benar bertindak.” tulisnya.
Aksi The Used menunjukkan bahwa panggung musik bisa menjadi ruang untuk menyuarakan kepedulian global. Di tengah citra mereka sebagai ikon emo-rock, band ini terus memanfaatkan popularitasnya untuk menyebarkan pesan tentang kemanusiaan, keadilan, dan solidaritas.
Hal yang mereka anggap tak bisa dipisahkan dari seni dan musik itu sendiri.






