Pentingnya Kepedulian terhadap Kesehatan Mental di Lingkungan Kampus
Tragedi ini membuka kembali perbincangan tentang pentingnya dukungan kesehatan mental di dunia kerja dan kampus. Tekanan pekerjaan, masalah keluarga, hingga tekanan sosial bisa menjadi beban berat jika tidak disertai ruang untuk berbicara dan mendapatkan dukungan emosional.
Bagi mahasiswa atau pekerja kampus yang menghadapi tekanan serupa, penting untuk tidak menanggung beban sendirian. Berbicara dengan teman, konselor, atau psikolog kampus bisa menjadi langkah awal untuk meringankan beban. Apalagi bagi mahasiswa yang juga kuliah sambil bekerja, tantangan keseimbangan antara akademik dan pekerjaan sering kali menimbulkan stres yang tidak ringan.
Kurangnya waktu istirahat, tekanan target, dan kelelahan fisik bisa berdampak besar terhadap kondisi psikologis. Oleh karena itu, kampus diharapkan lebih aktif menyediakan layanan konseling dan ruang curhat bagi mahasiswa maupun tenaga kependidikan.
Ingat, Sobat Kaka Tidak Sendiri. Jika kamu atau orang di sekitarmu sedang menghadapi masalah berat dan mulai kehilangan harapan, carilah bantuan. Kamu bisa mengakses layanan konseling gratis dan informasi kesehatan mental di situs Into the Light Indonesia: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Menjaga kesehatan mental bukan tanda kelemahan, tapi bentuk keberanian untuk bertahan. Semoga tragedi ini menjadi pengingat bahwa setiap orang berhak didengar, diperhatikan, dan mendapat dukungan.
