Dalam pengembangan teknologi, Antony menekankan bahwa inovasi platform trading yang aman dan efisien sangat krusial agar investor dapat bertransaksi dengan nyaman dan cepat, bahkan di tengah lonjakan volume transaksi.
“Kami terus memperkuat infrastruktur digital untuk menangani beban transaksi tinggi sekaligus memberikan pengalaman pengguna yang optimal. Ini menjadi keunggulan kompetitif bagi pasar lokal,” tambah Antony.
Sejalan dengan itu, literasi pasar tetap menjadi fokus utama. Program edukasi ke ranah akademisi dan masyarakat yang berkesinambungan diyakini mampu mengurangi risiko kesalahan investasi akibat ketidakpahaman produk.
“Edukasi harus menjangkau semua lapisan masyarakat. Investor yang memahami risiko dan peluang pasar akan mengambil keputusan lebih rasional, bukan emosional,” kata Antony.
INDODAX menegaskan bahwa kombinasi regulasi yang adaptif, literasi masyarakat, inovasi produk, dan kolaborasi strategis menjadi fondasi pertumbuhan jangka panjang industri kripto Indonesia.
“Momentum pertumbuhan ini harus dimanfaatkan secara bijak agar industri kripto tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung, tetapi juga menciptakan ekosistem digital yang inklusif, berkelanjutan, dan inovatif,” tutup Antony.
Dengan capaian transaksi yang melampaui Rp446 triliun di Indonesia, serta volume YTD Rp164,2 triliun hingga tanggal 20 Oktober 2025 di INDODAX, industri aset kripto Indonesia membuktikan kapasitasnya sebagai salah satu pilar penting dalam ekonomi digital, sejalan dengan visi pemerintah untuk memperkuat ekosistem keuangan modern.






