Lembaga ini lahir setelah munculnya kasus sengketa antara dua dosen dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kedokteran yang sama-sama melapor ke polisi. Lembaga ini akan memfasilitasi mediasi antara tenaga kesehatan dan pasien, dengan pendekatan damai dan solutif.
“Harapannya, semua pihak bisa saling memahami dan memilih jalur dialog, bukan konfrontasi,” tambahnya.
Lembaga baru ini akan dipimpin oleh Wakil Rektor II Bidang SDM, melibatkan dekan FK, FH, serta Direktur Utama RSI Sultan Agung, dr. Agus Ujianto, yang menyebut lembaga ini bisa jadi pusat kajian penyelesaian sengketa medis nasional. “Dalam dunia medis, yang utama tetap keselamatan pasien dan tenaga kesehatan. Jadi, kami siap jadi mitra riset dan pengembangan lembaga ini,” katanya.
Buat mahasiswa, dua inisiatif Unissula ini bisa jadi inspirasi nyata soal bagaimana kuliah bukan cuma soal nilai atau skripsi. Melalui kegiatan seperti program biodiesel dan lembaga perlindungan kesehatan, mahasiswa bisa kuliah sambil bekerja dan berkontribusi langsung ke masyarakat. Program kayak gini bikin pengalaman belajar jauh lebih relevan dan berdampak.
Sobat Kaka nggak cuma dapat teori di kelas, tapi juga ikut turun tangan menciptakan solusi untuk isu lingkungan dan sosial. Karena di era sekarang, mahasiswa keren bukan cuma yang aktif di kampus, tapi juga yang bisa bikin perubahan di luar kampus. Apakah kamu siap ikut terlibat di program kampusmu sendiri?
Siapa tahu ide kamu bisa jadi langkah kecil yang membawa perubahan besar seperti yang dilakukan Unissula di Pati dan Semarang.






