Sesi terakhir diisi oleh Catur Martian Fajar, yang membahas pentingnya akuntansi dalam pengelolaan usaha. Ia mengajak audiens berusaha memahami akuntansi yang artinya harus mampu menghitung laba, mengontrol kas, menentukan harga jual yang tepat, menghindari kerugian, efisiensi biaya, akses ke sumber permodalan, kepatuhan pajak dan lainnya.
“Singkatnya, bagi UMKM akuntansi bukan sekedar kewajiban administratif, melainkan bahasa bisnis yang memungkinkan mereka mengukur kinerja, membuat keputusan logis, dan membuktikan kelayakan investasi kepada publik,” jelas Catur.
Ia juga memberikan panduan praktik pencatatan arus kas dan laporan laba rugi sederhana berbasis SAK EMKM, agar laporan keuangan UMKM dapat lebih kredibel. Wakil Ketua Tim PKM, Femi Oktaviani, menyampaikan harapannya agar ilmu yang diberikan benar-benar diimplementasikan oleh para pelaku UMKM.
“Kami berharap, bekal komunikasi dan akuntansi ini dapat menjadi jembatan bagi UMKM Kabupaten Bandung untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang… dan mewujudkan ekosistem bisnis yang saling menguntungkan dan berkelanjutan,” tutup Femi.
Kegiatan PKM ditutup dengan sesi konsultasi langsung, di mana dosen dan mahasiswa mendampingi setiap UMKM secara personal, memastikan materi dapat diaplikasikan sesuai karakteristik usaha masing-masing.






