
Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) kembali menyoroti kebijakan pembangunan Israel yang dianggap berkontribusi terhadap krisis pertanian di India sekaligus menjadi alat propaganda politik di negara-negara berkembang. Laporan terbaru BDS menyebutkan bahwa model pertanian neoliberal yang dipromosikan oleh Israel’s Agency for International Development Cooperation (MASHAV) telah memperburuk utang dan ketimpangan di sektor pertanian India, hingga memicu gelombang bunuh diri di kalangan petani.
Menurut laporan yang dikutip dari Pars Today, MASHAV yang beroperasi sejak 1958 di bawah Kementerian Luar Negeri Israel sering dipromosikan sebagai simbol kerja sama global. Namun, BDS menilai lembaga tersebut berfungsi sebagai instrumen diplomasi lunak yang menutupi pelanggaran hak asasi manusia dan pendudukan terhadap Palestina.
BDS yang didirikan oleh masyarakat sipil Palestina pada 2005, menganggap bahwa proyek-proyek bantuan pembangunan Israel sering kali lebih mengutamakan citra positif dan kepentingan geopolitik Tel Aviv ketimbang kebutuhan nyata masyarakat lokal.
Laporan tersebut menyoroti bahwa ketika MASHAV memasarkan teknologi irigasi tetes sebagai inovasi hijau, Israel pada saat yang sama menghancurkan lahan dan sumur pertanian milik warga Palestina serta menguasai lebih dari 90% sumber daya air di Tepi Barat. Di India, kerja sama pertanian dengan Israel melalui Indo-Israeli Agriculture Program yang dimulai sejak 2006 melahirkan sejumlah Pusat Keunggulan Pertanian di berbagai negara bagian.
Meski dibangun di atas kampus universitas pertanian dan didanai pemerintah India, BDS menilai pusat-pusat ini lebih banyak berfungsi sebagai alat promosi politik Israel daripada memberikan manfaat nyata bagi petani lokal. Model pertanian yang diperkenalkan MASHAV termasuk penggunaan intensif irigasi tetes, bahan kimia pertanian, dan sistem kontrak pertanian justru menambah beban utang petani, memperparah ketimpangan kepemilikan lahan, dan mengakibatkan krisis sosial.
Dalam dua dekade terakhir, diperkirakan lebih dari 300.000 petani India bunuh diri akibat tekanan ekonomi dan kebijakan agraria yang tidak berpihak pada mereka. BDS juga menuding bahwa MASHAV bekerja sama dengan perusahaan seperti Netafim, yang memiliki keterkaitan dengan pemukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina.
Model bisnis yang diekspor ke India ini, menurut BDS, merupakan cerminan eksploitasi serupa yang dialami petani Palestina, mulai dari perampasan lahan hingga pembatasan mobilitas. BDS menyerukan agar dilakukan investigasi independen terhadap dampak nyata program-program MASHAV dan mendorong agar dana bantuan dialihkan ke proyek-proyek pertanian berkelanjutan yang berbasis komunitas lokal.
BDS dan Kritik terhadap Diplomasi Bantuan Pembangunan Israel
Bersambung ke halaman selanjutnya –>






