Sejak video itu menyebar, Shiraz mengaku menerima serangkaian ancaman berbahaya. “Bukan hanya ancaman pembunuhan, tapi juga ancaman kekerasan seksual. Saya pernah mengalami antisemitisme sebelumnya, tapi tidak menyangka akan separah ini,” kata Shiraz.
Seorang mantan juru bicara Perdana Menteri Israel, Eylon Levy, juga menegaskan bahwa video tersebut merupakan manipulasi visual. “Itu bukan video asli. Itu suntingan. Mereka bahkan tidak berdiri bersebelahan. Klip itu dijahit untuk membuat Israel terlihat buruk dan menciptakan kemarahan palsu,” tegas Levy.
Berbanding terbalik dengan Shiraz, Nadeen Ayoub justru menerima dukungan besar dari banyak pihak di seluruh dunia. Ini merupakan kali pertama Palestina tampil dalam ajang Miss Universe, sehingga langkah Ayoub dianggap sangat simbolis, terutama saat situasi Palestina, khususnya Gaza, masih penuh penderitaan.
Meski kini bermukim di Dubai, Ayoub menegaskan bahwa identitas dan keterikatannya dengan Palestina tetap kuat. Dalam salah satu pernyataannya di Instagram, “Di tengah penderitaan Palestina, terutama di Gaza, aku menyuarakan suara rakyat yang tak mau dibungkam. Aku mewakili setiap wanita dan anak Palestina yang kekuatannya perlu dilihat dunia. Kami lebih dari sekadar penderitaan kami, kami adalah ketangguhan, harapan, dan detak jantung tanah air yang terus hidup melalui kami.” tulisnya.







Dukungan penuh untuk Miss Universe Palestine Nadeen Ayoub.♥️