More

    Forum Studi Internasional Bahas Strategi Tiongkok Mencari Pasar: Tantangan dan Peluang Bagi Indonesia

    Foto bersama peserta seminar publik dengan tema “Strategi Tiongkok Mencari Pasar: Tantangan dan Peluang Bagi Indonesia” di kampus Paramadina, Jum’at (30/10). (ist)

    Sementara itu, Stephen Hwang, perwakilan IPTI menegaskan komitmen etnis Tionghoa terhadap kepentingan nasional Indonesia. Ia menekankan bahwa loyalitas terhadap Indonesia tidak bisa diukur dari etnisitas, melainkan dari kontribusi dan komitmen terhadap bangsa. Stephen menjelaskan bahwa komunitas Tionghoa di Indonesia memiliki posisi unik sebagai jembatan antara dua budaya besar Asia. Melalui peran aktif di bidang perdagangan, pendidikan, dan filantropi, mereka turut memperkuat hubungan sosial dan ekonomi Indonesia–Tiongkok.

    “Namun hubungan ekonomi harus bersifat mutual—saling menguntungkan. Indonesia memiliki potensi besar sebagai pasar, sumber daya, dan mitra strategis. Kita harus memastikan bahwa kerja sama ini tidak menimbulkan ketimpangan struktural,” tambahnya.

    Dalam sesi pemaparan, Laode Ikrar Hastomi menyoroti kontribusi besar sektor manufaktur dalam memperkuat perekonomian nasional. Ia menekankan pentingnya investasi pada oil and gas processing, ekspor, serta penguatan industrial workforce.

    - Advertisement -

    “Trade balance industri manufaktur Indonesia kini mencatatkan surplus, dan kawasan industri seperti Morowali di Sulawesi Tengah berperan besar dalam transformasi menuju industri 4.0. Kawasan ini menjadi episentrum investasi berbasis nikel yang berorientasi ekspor, sekaligus memperlihatkan bagaimana kerja sama investasi dengan Tiongkok dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” jelasnya.

    Namun demikian, Ia juga memaparkan adanya kerugian dalam neraca perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok. “Pada 2024, ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai 62,44 milyar Dolar Amerika Serikat (USD), sedangkan impor dari Tiongkok ke Indonesia mencapai 72,73 milyar USD” ujarnya, yang memperlihatkan adanya kesenjangan neraca ekspor-impor Indonesia Tiongkok sebesar 10 milyar USD di tahun yang lalu.

    Laode juga mengingatkan bahwa keberhasilan investasi semacam itu harus dibarengi dengan transfer teknologi dan peningkatan kompetensi tenaga kerja lokal. “Kita tidak bisa selamanya bergantung pada investasi luar. Indonesia harus naik kelas melalui industrial upgrading dan penerapan industri 4.0” jelasnya.

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here