More

    Inilah Band Rock Indonesia 2000-an yang Konsisten Mendukung Kemerdekaan Palestina


    Oleh: M Haidar*

    Orang-orang masih mengingat sikap kekanak-kanakan Radiohead. Band rock alternatif yang melalui musiknya kerap menyajikan pandangan suram bagi peradaban modern. Namun dalam waktu yang sangat lama, mereka selalu enggan berkomentar soal penjajahan dan genosida di Palestina. Radiohead justru sempat tampil di Israel. Akhirnya, ketika Thom Yorke (vokalis) tampak ‘muak’ jadi bulan-bulanan publik, ia ‘bertaubat’ dan ogah manggung lagi di Israel. Lalu netizen pun menyindirnya, “Kemana aja?”.

    Dari sana kita bisa menyadari apa artinya menciptakan harmoni sebuah musik, atau menjadi musisi legend, jika gagal menjadi cermin bagi kemanusiaan. Semua nyanyian berikut lirik yang riang atau suram kini pasti berhadapan dengan dunia nyata: meningkatnya kehancuran dan angka korban genosida di Gaza, di Palestina. Angka-angka yang kini terasa lebih dingin, datar, seolah biasa dan hanya laporan statitistik.

    - Advertisement -

    Daripada memilih diam, atau menjadi rock yang lemah lembut kepada penindasan dan
    kolonialisme, sebagian musisi atau band rock modern tanah air ini memilih berpihak pada
    kemanusiaan. Mereka secara terang-terangan mendukung kemerdekaan Palestina. Entah itu dukungan melalui aksi panggung, pernyataan sikap di sosial media, terlibat dalam aksi
    solidaritas, hingga membuat lagu khusus bertemakan Palestina.

    Reality Club

    Reality Club. (Foto: dok. Reality Club via medcom)

    Reality Club adalah salah satu band yang telah sukses mendunia. Berhasil menciptakan tiga album, sejak debutnya pada 2016. Band ini hadir dengan konsep yang unik, karena selain menyajikan musik melodi pop yang catchy, ia juga meletakkan sentuhan rock n roll yang kuat. Namun siapa sangka, band yang lirik-lirik lagunya romantis ini justru lantang dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

    Sikap politik kemanusiaan adalah motif di balik penolakan Reality Club atas undangan festival South by Southwest (SXSW) di Texas pada maret 2024. Sekalipun, SXSW merupakan festival impian bagi banyak band lokal untuk bisa tampil di panggungnya. Alasannya karena sponsor utama dari festival ini adalah Angkatan Darat AS, pihak yang juga mensponsori genosida di Palestina dengan memproduksi dan memasok senjata bagi milisi zionis. Singkatnya, bagi anak band Jakarta ini, mungkin sederhana: you can call me anything you want, tetapi no music for genocide.

    Fathia Izzati, sang vokalis, juga banyak terlibat dalam aksi solidaritas Palestina bersama para aktivis di Jakarta. Sosok dengan karakter vokal yang ramah di telinga ini, kerapkali turun langsung dalam aksi di kedutaan Prancis, Jerman dan Inggris—saat ia menyoroti
    ketidakberdayaan dunia atas israel yang kebal hukum. Bagi seorang Fathia, untuk marah pada zionis, orang-orang hanya perlu percaya dengan matanya sendiri bahwa apa yang terjadi di Palestina adalah sesuatu yang teramat nyata.

    Nearcrush

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    3 COMMENTS

    1. Mantab
      Salut untuk band-band Indonesia yang berani bersuara untuk Palestina. Musik jadi lebih berarti ketika berdiri di sisi kemanusiaan

    2. Saya hanya mengikuti VoB, mereka memang keren… Personality nya, musikalitas nya, idealisnya, masih sangat belia .. Mereka mendapat kesempatan yg benar2 dipergunakan. Keren abis pokoknya.
      Trims bung Haidar menyematkan ini dalam tulisan, bisa jadi pengingat atas semangat perjuangan di berbagai cara. Free Palestine

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here