More

    Masjid, Ruang Teduh yang Harusnya Aman dan Inklusif

    Umat muslim seharusnya memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk memastikan masjid di lingkungannya benar-benar menjadi safe space bagi seluruh masyarakat. Pengelola masjid pun seharusnya mengedepankan nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin dengan kasih sayang, empati, dan keterbukaan.

    Masjid harus dirawat sebagai ruang inklusif, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang dapat merasa diterima. Masyarakat yang mungkin tidak aktif dalam kegiatan keagamaan pun berhak merasakan kedamaian di dalamnya. Selain itu, mahasiswa dan pengurus masjid dapat berkolaborasi menciptakan kegiatan yang mempererat hubungan antar mahasiswa, seperti kajian lintas disiplin, diskusi sosial, atau kegiatan berbasis kemanusiaan yang menanamkan nilai empati.

    Tragedi pengeroyokan di masjid bukan hanya persoalan kriminal, tetapi juga cerminan hilangnya nilai kemanusiaan dan kepedulian di ruang publik yang seharusnya suci. Pengurus masjid dan mahasiswa sebagai generasi terdidik dan agen perubahan perlu mengembalikan makna masjid sebagai rumah bersama yang menenangkan, bukan menakutkan.

    - Advertisement -

    Masjid seharusnya menjadi tempat beristirahat, belajar, dan memperkuat spiritualitas, bukan arena konflik atau diskriminasi. Sudah saatnya semua pihak, baik mahasiswa, pengurus masjid, maupun pihak kampus, bergerak bersama memastikan bahwa tidak ada lagi mahasiswa yang merasa takut, apalagi menjadi korban kekerasan di tempat yang seharusnya menjadi sumber kedamaian.

    Masjid adalah simbol keteduhan dan persaudaraan. Di tengah kerasnya kehidupan kampus dan tekanan dunia digital, mahasiswa membutuhkan ruang yang aman untuk beristirahat dan menenangkan diri. Mari jaga masjid agar tetap menjadi ruang penuh kasih, bukan ruang yang melahirkan duka.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here