3. Menjaga Keseimbangan antara Etos Kerja dan Kesejahteraan
Peningkatan mutu akademik tidak akan tercapai tanpa kesejahteraan emosional dan psikologis dari seluruh sivitas akademika. Oleh karena itu, penting bagi kampus untuk menanam budaya kerja yang sehat dan berimbang. Kegiatan seperti faculty gathering, pelatihan peningkatan kompetensi, serta ruang apresiasi bagi dosen dan karyawan berprestasi dapat memperkuat rasa memiliki dan kebanggaan terhadap institusi.
Harmoni bukan berarti tanpa perbedaan, tetapi bagaimana perbedaan dapat dikelola dengan bijak untuk melahirkan ide-ide kreatif dan solusi bersama. Ketika dosen, mahasiswa, dan staf mampu bekerja dalam semangat saling percaya dan menghargai, maka mutu akademik pun akan meningkat secara alami.
4. Menumbuhkan Harmoni Melalui Nilai dan Teladan
Perguruan tinggi adalah pusat penanaman nilai dan pembentukan karakter. Oleh karena itu, setiap pemimpin akademik memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi teladan dalam integritas, keterbukaan, dan tanggung jawab sosial.
Keteladanan ini akan menular dan membentuk budaya kampus yang harmonis di mana kolaborasi menggantikan kompetisi sempit, dan semangat belajar menggantikan rutinitas administratif.






