Selain doa bersama, kegiatan juga diisi dengan pembacaan tahlil dan refleksi singkat dari dosen pembimbing lapangan serta teman-teman satu kelompok KKN yang berbagi cerita dan kenangan tentang para korban. Pihak kampus menegaskan komitmennya untuk terus memberikan pendampingan kepada keluarga korban serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program KKN di masa mendatang.
Hal ini dilakukan agar kegiatan pengabdian masyarakat tetap bisa berjalan dengan aman, terarah, dan tetap bermakna bagi mahasiswa maupun masyarakat. Bagi banyak mahasiswa, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kuliah bukan hanya soal akademik, tapi juga tentang nilai kemanusiaan, solidaritas, dan tanggung jawab sosial.
Kegiatan KKN selalu jadi momen penting bagi mahasiswa untuk turun langsung ke masyarakat, menimba pengalaman, dan belajar beradaptasi di luar ruang kelas. Namun, di balik semangat itu, keselamatan dan kesejahteraan mahasiswa tetap harus jadi prioritas.
Kampus kini juga diharapkan makin sigap dalam menyiapkan protokol keamanan dan pendampingan yang matang, agar semangat belajar sambil mengabdi bisa terus berjalan tanpa kehilangan makna. Kabar Kampus turut menyampaikan belasungkawa mendalam untuk keluarga dan sahabat almarhum. Semoga semangat pengabdian mereka menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa Indonesia bahwa ilmu dan empati bisa berjalan beriringan.
