Ahmad Fauzan Sazli
Sejumlah penumpang menunggu kereta api, pasca penggusuran di stasiun Lenteng Agung, Jakarta, Minggu, (30/12/2012). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
DEPOK, KabarKampus – PT.KAI tengah gencar melakukan pembongkaran kios pedagang di stasiun-stasiun kereta api Jabodetabek. Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang tahun 2018 mendatang yang diperkirakan mencapai 1.2 Juta orang.
Niat PT.KAI membuat sejumlah pedagang was-was. Pembongkaran kios pedagang akan menghilangkan mata pencarian ratusan pedagang kios di stasiun kereta api. Meski demikian, PT.KAI enggan untuk merelokasi para pedagang.
Mateta Rizulhaq, Kahumas PT.KAI DAOP I Jakarta mengatakan, bahwa mereka tidak mempunyai kemampuan untuk merelokasi pedagang di stasiun kereta. Bukan tugas PT.KAI mengurus para pedagang. Ada departemen sosial dan institusi lain yang lebih kompeten mengurus para pedagang tersebut.
“PT.KAI hanya ditugaskan pemerintah untuk mengantarkan para penumpang sampai selamat. Bukan mengurus pedagang,”kata Mateta, Selasa, (15/01/2013).
Menurut Mateta, stasiun kereta api adalah milik penumpang. Mereka tidak ingin penumpang terjatuh karena desak-desakan, seperti yang terjadi di stasiun Depok beberapa waktu lalu. “Kami ingin membuat peron stasiun itu luas, sehingga kapasitas untuk penumpang juga luas,” jelas Mateta.
Mateta mengungkapkan, dalam perjanjian dengan pedagang salah satu pasalnya menyebutkan, bahwa jika instasi PT.KAI membutuhkan lahan, maka harus diserahkan tanpa syarat. “Kami hanya mengambil hak kami untuk diberikan kepada publik,” jelas Mateta.
Untuk hak sewa yang masih berlaku, Mateta mengatakan akan mengembalikannya kepada para pedagang. “Kalau ada yang belum mendapatkan silahkan datang kepada kami.”
Selain memperluas peron, PT.KAI juga berencana akan menyelesaikan jalur kereta api ke bandara Soekarno Hatta. Sebelumnya PT.KAI telah membongkar kios pedagang di sejumlah stasiun kereta api, seperti Citayam, Lenteng Agung, Stasiun Bogor, Depok Baru, dan sebagainya. []