Ahmad Fauzan Sazli
Sejumlah warga mendorong gerobak berisi karyawan kantor melintasi area banjir di Jalan S. Parman, Jakarta Barat, Kamis, (17/01/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Gerobak menjadi transportasi andalan bagi masyarakat yang tidak ingin kebasahan saat melintasi banjir di jalan S.Parman, Grogol, Jakarta Barat, Kamis (17/01/2013). Apalagi ketinggian air di daerah tersebut mencapai sekitar satu meeter.
Situasi seperti ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Grogol, untuk mengangkut penumpang dengan gerobak yang mereka miliki. Dari pengamatan KabarKampus terdapat puluhan gerobak yang hilir mudik. Gerobaknya bermacam-macam, mulai dari gerobak sampah, gerobak sayur, gerobak pakaian, gerobak minuman ringan, dan sebagainya.
Seperti yang dilakukan oleh Sholeh (21), seorang pemuda yang sehari-harinya mencari barang bekas di sekitaran grogol, Jakarta, Barat. Ia menyewakan jasa angkut orang dan motor dengan gerobaknya untuk melintasi banjir.
“Satu kali antar untuk satu orang tarifnya Rp.15.000. Sedangkan untuk motor Rp.30.000,” kata Sholeh kepada KabarKampus.
Menurut Sholeh, hari ini ia telah mengantar tujuh motor dan sepuluh orang melintasi banjir di jalan itu. Sholeh mengaku biasanya ia mengantongi Rp.200.000 per hari setiap ada banjir di jalan tersebut.
Tak hanya Sholeh yang mengambil kesempatan itu. Heri penjual sayur keliling juga memanfaatkan gerobak sayurnya untuk mengantar orang melintasi jalan tersebut.
“Gerobak saya bisa muat 12 orang. Satu orangnya saya mintai Rp.5000,” kata Heri.
Saat ditemui Heri dan sejumlah temannya sedang sibuk menaikkan sepuluh karyawan yang akan melintasi jalan tersebut.
Hingga sore ini jalan S.Parman masih tergenang. Gerobak-gerobak itu pun masih hilir mudik di jalan tersbeut.[]