More

    Film “Dibalik Frekuensi” Diputar di Unisba

    Prabowo Setyadi

    LUVIANA 2-PRABOWO SETYADI 01

    Luviana sedang berbicara dalam diskusi pemutaran perdana film Di Balik Frekuensi, di Kampus Universitas Islam Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung. Kamis (07/13/2013). FOTO : PRABOWO SETYADI

    - Advertisement -

    BANDUNG, KabarKampus – Ucu Agustin, sutradara film “Di Balik Frekuensi” membawa filmnya ke kampus Universitas Islam Bandung (Unisba). Film mengenai media televisi tersebut dibedah bersama dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba.

    Ada dua plot cerita dalam film tersebut. Pertama, cerita mengenai Luviana, jurnalis yang di PHK stasiun Metrotv tempatnya bekerja.  Cerita kedua adalah mengenai korban lumpur Lapindo Hari Suwandi dan Harto Wiyono yang berjalan kaki dari Porong-Sidoarjo menuju Jakarta.

    Dua cerita tersebut disatukan peran media dalam membingkai suatu peristiwa dan menyiarkannya kepada publik. Peran yang berdasarkan kepentingan media tersebut

    Ucu Agustin sutradara film mengatakan bahwa peristiwa Luviana penting untuk di capture. Dari persitiwa luviana yang mempertanyakan hak-haknya sebagai pekerja, publik menjadi tahu akan hak-haknya seperti Luviana. “Bahwa ada intervensi dari pemilik media untuk mengkampanyekan kepentingan pemilik media tersebut,” kata Ucu.

    Film yang digelar di Aula Utama Universitas Islam Bandung tersebut mendapatkan respon yang positif dari para mahasiswa. Salah satunya adalah Irfan Prawira, Mahasiswa Fikom Unisba angkatan 2009.

    Irfan  mengatakan, bahwa film tersebut sangat menarik karena dalam film tersebut mengungkap kebusukan Metrotv tempat Luviana bekerja. Selain itu film itu juga menunjukkan kejelekan kualitas pemberitaan stasiun TVONE yang telah melintir fakta dari peristiwa yang terjadi.

    “Terungkap sudah kejelekan-kejelekan dari media-media tersebut.” Ucapnya.

    Film yang berdurasi 144 menit, 27 detik tersebut seakan menjadi tonggak perubahan baru bagi dunia media di Indonesia. Film tersebut mempertanyakan dimana tidak adanya sisi kemanusiaan media dan pemilik media terhadap para pekerjanya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here