Prabowo Setyadi
Luviana sedang berbicara dalam diskusi pemutaran perdana film Di Balik Frekuensi, di Kampus Universitas Islam Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung. Kamis (07/13). FOTO : PRABOWO SETYADI
BANDUNG, KabarKampus – Salah satu peristiwa dalam film dokumenter karya Ucu Agustin“Dibalik Frekuensi” adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Luviana, seorang jurnalis Metrotv dari tempatnya bekerja. Luviana dipecat karena ingin membuat serikat pekerja di kantornya.
Dalam film tersebut, Luviana mengeluhkan kesejahteraan pekerja di Metrotv. Kemudian Luviana diPHK. Luviana pun tidak terima dengan PHK tersebut. Ia kemudian menuntut pihak Metrotv untuk kembali mempekerjakan dirinya. Namun, meski segala upaya telah ditempuh, namun Metrotv tetap menolaknya bekerja.
“Film ini tujuannya positif yaitu, untuk mengkampanyekan advokasi dari peristiwa yang saya alami,” kata Luviana di Aula Universitas Islam Bandung, Kamis, (07/03/2013).
Menurutnya, dari film tersebut ia tidak harus berorasi di lapangan lagi. Baginya film ini menjadi senjata ampuh untuk pekerja yang mengalami hal yang serupa untuk melawan ketidakadilan media.
Luviana beralasan kenapa ia bersedia kisahnya di film kan, karena ia ingin film ini menjadi sebuah kampanye dalam hal advokasi.
Dalam kesempatan itu, Luviana mengajak mahasiswa untuk berserikat apabila nanti memilih jadi jurnalis. “Karena ketidakadilan media tidak dapat dilawan dengan sendiri, tetapi harus bersama-sama,” kata Luviana.[]