Ahmad Fauzan Sazli
Tisna Sanjaya sesudah aksi performen art di jalan Ibrahim Adjie (Kircon), Bandung, Senin, (06/05/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, Kabarkampus – Terjadinya kecelakaan sepada motor yang terjadi di jalan Ibrahim Adjie, Bandung pada Rabu, (01/05/2013) lalu. Membuat dua seniman sekaligus dosen di Bandung yakni Tisna Sanjaya dan Nanu Muda prihatin. Mereka pun menggelar ruwatan sekaligus performent art di tempat terjadinya kecelakaan, (Senin, 06/05/2013)
Dalam aksi yang disebut Ngalokat “Kaparupuhan” atau acara penghormatan kepada arwah yang dikubur tersebut Tisna Sanjaya melakukan gerakan sambil menggoreskan cat di atas aspal. Ia menggoreskan cat berwarna merah, putih, serta hijau. Sementara Nanu Muda atau Bah Nanu membuat gerakan tari dan menaburinya dengan air dan bunga tujuh rupa.
“Ini adalah bentuk solidaritas dan kepada korban kecelakaan agar tidak terjadi lagi bencana seperti ini di Bandung, kata Tisna Sanjaya di lokasi kejadian.
Menurutnya, meski Bandung terkenal di mana-mana, namun jalan di kota Bandung masih seperti terkena bom, hancur. “Intinya pembangunan di Bandung tidak seimbang. Sudah merdeka lama, namun jalannya masih jelek, seperti belum merdeka,” jelasnya.
Tisna mengungkapkan, bahwa cat berwarna merah dan putih merupakan simbol bendera Indonesia. Sementara hijau menunjukkan simbol hutan. Dan air yang ditumpahkan bermakna alirannya bisa melunturkan keburukan sehingga keburukan bisa tumbuh kembali.
Selain itu Tisna juga menelungkupkan badannya ke aspal. Ia mengaku ingin merasakan apa yang terjadi dengan jalan yang rusak.
Aksi tersebut hanya berlangusng 10 menit. Dari aksi tersebut dua seniman Bandung ini berharap, tidak ada lagi bencana seperti kecelakaan di Bandung. Dan pemerintah memperhatikan lobang di jalan, sehingga kota Bandung lebih beradab.[]