BANDUNG, KabarKampus—Untuk mewujudkan cita-cita sebuah bangsa, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks) sangat diperlukan. Ipteks adalah pilar kemerdekaan pembangunan bangsa.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Akhmaloka saat menyampaikan pidato dalam Peringatan Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia ke-93 di Aula Barat ITB, Rabu lalu (03/07/2013).
“Ipteks merupakan faktor determinan bagi kemajuan bangsa,” ungkap Akhmaloka.
Menurutnya sebuah bangsa yang maju dapat dipastikan ipteks bangsa tersebut juga maju. Ia mencontohkan negara Cina yang kini telah menjadi salah satu raksasa ekonomi di dunia. Kini banyak negara-negara besar termasuk Indonesia bergantung kepada negara Cina.
Bagi Akhmaloka, ipteks pada suatu bangsa diibaratkan tiga perwujudan yaitu sebagai penerobos kemajuan, mesin ekonomi dan cahaya pencerah.
Namun yang dimaksud oleh Akhmaloka bukanlah Ipteks yang berdiri sendiri tanpa berjalan selaras dengan sektor lain. “Ipteks akan menjadi kekuatan penerobos kemajuan, hanya jika ipteks berintegrasi dengan berbagai sektor-sektorlainnya. Pembangunan ipteks harus berjalan selaras dengan sektor industri, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.”
Ia pun mengungkapkan Ipteks merupakan sebuah mesin ekonomi yang penting. Makna penting tersebut bukan hanya kemajuan ipteks dalam tolok ukur ekonomi saja, melainkan dalam tolok ukur kebudayaan. Dalam perspektif ekonomi, ipteks merupakan faktor penting untuk peningkatan efisiensi produksi dan daya saing industrial. Tetapi,ipteks juga merupakan cahaya pencerah.
“Bangsa dengan ipteks yang maju dapat menerawang jauh ke depan, dan mewujudkan hal-hal yang sebelumnya dianggap mustahil. Itulah makna kebudayaan dari kemajuan ipteks,” ungkap Akhmaloka tegas. []