Ahmad Fauzan Sazli
FOTO : UNY
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) punya cara sendiri untuk melestarikan aksara Jawa. Mereka mengkolaborasikan aksara Jawa dengan kerudung.
Mahasiswa tersebut adalah mahasiswa FMIPA UNY, yakni Dianing Meijayanti, Gamarina Isti Ratnasari, dan Rila Reva Yanti. Ketiganya berhasil membuat inovasi kerudung dengan motif aksara Jawa. Mereka pun menamakan kreasi ini dengan Kerak (Kerudung Aksara) Jogja.
Dianing menjelaskan bahwa kaum perempuan atau muslimah di Indonesia semakin banyak memakai kerudung. Selain sebagai alat untuk menutupi aurat rambut, penggunaan kerudung juga digunakan sebagai fashion dan media sosial.
“Berbeda dengan perkembangan penggunaan kerudung yang semakin meningkat, penggunaan aksara Jawa mulai tergerus oleh modernisasi zaman,” katanya.
Menurutnya, masyarakat Indonesia khususnya anak muda saat ini lebih memilih mempelajari aksara luar negeri seperti Jepang dan Korea yang menurut mereka jauh lebih modern. Gejala pudarnya kemampuan dalam berbahasa Jawa ini terjadi di semua tingkat pendidikan dan sekolah, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.
Dianing menjelaskan, meski pemerintah berupaya melestarikan aksara Jawa, namun perkembangan penggunaan aksara Jawa masih rendah. Hal itu terbukti masih banyak siswa yang buta aksara Jawa.
Menurut Dianing, berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan suatu inovasi untuk melestarikan aksara Jawa yaitu dengan merintis usaha Kerudung Aksara (Kerak) Jogja. Kerak Jogja merupakan inovasi kerudung bermotif aksara Jawa dengan jenis kerudung modern dan sebagai alat untuk melestarikan aksara Jawa.
Kerak Jogja dapat diproduksi dengan disablon, dibordir, dan di-painting. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya Dianing dan teman-temannya ini memilih teknik sablon dan painting.
Ketiga mahasiswa UNY ini berharap, kerudung Aksara Jogja ini dapat menjadi media belajar bagi masyarakat yang belum mengerti tentang aksara Jawa.[]