Mega Dwi Anggraeni
Peserta dan Penggagas Indonesia Tanpa Stigma berfoto usai jumpa wartawan di Sixty Cafe, Jalan Naripan Bandung, Selasa (17/12/2013). “Indonesia Tanpa Stigma” merupakan festival olahraga yang melibatkan komunitas termarjinalkan dan masyarakat umum. FOTO : MEGA DWI ANGGRAENI
BANDUNG, KabarKampus-Berusaha menghilangkan stigma yang masih terjadi di antara komunitas termarjinalkan, Rumah Cemara akan menggelar Festival Olahraga bertajuk “Indonesia Tanpa Stigma”, pada hari Minggu (22/12/2013) di Plaza Balaikota Bandung.
Menariknya, festival olahraga ini melibatkan masyarakat umum, komunitas waria, komunitas gay, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pengguna narkotika, psikotropika dan zat adiktif (napza), komunitas perempuan umum dan odha, serta anak-anak down syndrom.
Olahraga yang akan digelar dalam festival ini adalah half marathon dengan jarak 5 kilometer, 10 kilometer, dan 21 kilometer. Selain itu ada sepak bola, coaching clinic rugby, dan tinju.
Aditya Taslim, Grant Manager Rumah Cemara mengatakan, penilaian dari festival olahraga ini pun berbeda karena tidak mencari yang tercepat dan bukan mencari pemenang.
“Ini bukan olahraga konvensional, tetapi merupakan olahraga perubahan, makanya penilaiannya berbeda. Seperti selebrasi paling unik dan peserta yang menunjukkan solidaritas paling tinggi,” katanya.
Aditya menambahkan, kegiatan ini juga merupakan upaya untuk mengembalikan kegembiraan berolahraga. “Tidak perlu bisa sepakbola atau perlu sepatu khusus untuk bermain sepakbola, karena olahraga bisa dinikmati semua orang.”
Pesan yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah solidaritas. Karena dengan solidaritas, masalah apapun bisa diselesaikan dengan baik.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 05.00 WIB ini juga terbuka untuk umum. Bagi yang ingin ikut lari bersama marshal (anggota Indo Runners) serta para komunitas yang termarjinalkan, bisa datang ke Plaza Balaikota Bandung. []