ABC AUSTRALIA NETWORK
ilustrasi / www.jwintelligence.com
Sudah lebih dari dua tahun, warga di kota Tecoma, Victoria menggelar protes menentang pembangunan restoran cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald’s.
Tecoma, sekitar satu jam dari kota Melbourne, dikelilingi oleh sejumlah hutan lindung, termasuk Taman Nasional Victoria dan pegunungan Dandenong, yang ramai dikunjungi turis dari dalam dan luar Australia.
Sudah dua tahun sejumlah warga Tecoma menggelar kampanye menentang pembangunan McDonald’s yang rencananya akan membuka outlet 24 jam sehari yang dilengkapi dengan layanan ‘drive thru’.
Juru bicara kampanye Anti McDonald’s, Garry Muratore mengatakan rencana pembangunan ditentang oleh mayoritas warga Tecoma.
“Kita melakukan survei dan hasilnya 9 dari 10 orang disini tidak ingin ada McDonald’s. Alasannya sangat jelas, ini adalah komunitas yang kecil, nyaris seperti pedesaan. Lokasi pembangunan terlalu dekat dengan hutan lindung, sekolah dan taman kanak-kanak,” ujar Garry.
Juli 2013, McDonald’s memulai pembangunan outletnya dengan merobohkan sejumlah bangunan. Pengunjuk rasa pun sempat menduduki lokasi yang berakhir dengan ditahannya delapan pengunjuk rasa oleh pihak kepolisian. Mereka dihadapkan dengan tuntutan dari McDonald’s karena dianggap telah menghalangi proses pembangunan, selain juga membahaykan keselamatan jiwa mereka sendiri.
Tiga bulan kemudian, McDonald’s membatalkan tuntutan kepada pengunjuk rasa yang ditahan.
CEO McDonald’s Australia, Catriona Nobel mengatakan kepada program ABC, 7:30 bahwa ia terkejut dengan respon dari sejumlah warga.
“Secara reguler saya mendapat email dari warga disana yang mengatakan keberadaan kami diinginkan.”
“Dan banyak bisnis disana yang mendukung kami, karenanya saya terkejut dengan penolakan yang kencang dan agresif terhadap kami,” ujar Catriona.
Astrid Brockdorff, adalah salah satu warga Tecoma yang khawatir keberadaan McDonald’s di daerahnya bisa menganggu pola makan anak-anak.
“Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan kita memilih makanan yang tidak sehat adalah kecil kalau memang tidak tersedia.”
“Tapi kalau tersedia langsung di muka kita, ini memberikan pesan kepada anak-anak bahwa makanan ini baik dan normal. Dan kita punya masalah besar soal obesitas di Australia.” tegas Astrid saat sejumlah warga menggelar “No Open Party Extravaganza”, akhir November lalu.
Perayaan tersebut digelar untuk merayakan bahwa McDonald’s belum membuka restorannya atau mundur dari jadwal semula.
Baru pada pertengahan Desember 2013, McDonald’s memulai kembali pembangunan dengan pemasangan kerangka dan pondasi di lokasi.
Namun, sejumlah warga mengaku tidak akan menyerah untuk menentang pembangunan McDonald’s. Mereka akan melancarkan aksi dan unjuk rasa lainnya saat McDonald’s dibuka di lokasi, seperti yang dikatakan warga yang bisa Anda simak disini.[]