Frino Bariarcianur
JAKARTA, KabarKampus-Buku pertama “Anak-Anak Revolusi” karya Budiman Sudjatmiko membius orang-orang yang tak pernah absen melakukan perubahan di Indonesia. Anak muda ini tengah “berkubang” dalam dunia politik sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan.
Membaca bukunya seperti menguliti sepak terjang Budiman Sudjatmiko sejak remaja hingga sekarang. Kita bisa melihat jelas apa yang dilakukannya untuk Indonesia. Dan kalau kita memperhatikan kicauannya di twitter selain soal Real Madrid, klub sepak bola kesukaannya, ia masih fokus dengan persoalan bagaimana meningkatkan kesadaran politik masyarakat.
DR. Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, mengatakan buku karya Budiman Sudjatmiko sangat bagus dibaca oleh anak-anak muda. “Ia memadukan wawasan ilmu dengan praksis pemberdayaan rakyat dan perjuangan demokrasi di Indonesia. Saya menikmati cerita dan refleksi hidup Budiman Sudjatmiko dari lembaran awal sampai akhir. Very enriching the soul!”
Lain lagi yang diungkapkan Najwa Shihab si pembaca acara “Mata Najwa” Metro TV. Budiman adalah seorang yang romantis. Buku “Anak-Anak Revolusi menurutnya mengajak kita melawan lupa.
“Perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan melawan lupa. Itu kata penyair Cekoslowakia, Milan Kundera. Ketika deretan kejahatan kemanusiaan dan kekerasan oleh negara terhapus dari memori kolektif publik, tak aneh bila mereka yang tangannya berlumuran darah bisa berganti peran menjadi pahlawan,” ungkap Najwa Shihab.
Gagasan Budiman Sudjatmiko menerbitkan buku “Anak-Anak Revolusi” hendak berbagi pengalaman tentang kesadaran politik. Kesadaran tentang kekuasaan. Kesadaran untuk merobohkan raksasa yang berkuasa dengan semena-mena.
Bagi Donny Gahral Adian, Dosen Filsafat Politik Universitas Indonesia, setiap ide selalu memiliki kisah di balik kerah politik Budiman. Namun jauh dari romantika cengeng tentang masa silam.
“Buku ini mengisahkan bagaimana Budiman Sudjatmiko secara terbata-bata namun pasti, beringsut menjadi salah satu sosok sentral dalam sejarah politik kontemporer Repubik ini. Jauh dari manifesto ideologis yang berapi-api, dan romantika cengeng tentang masa silam, bagi saya karya ini adalah sejarah yang ditulis ulang.
“Perjalanan Anak-Anak Revolusi belum selesai, dengan buku ini saya ingin membagikan pertanyaan-pertanyaan untuk ikut memperjuangkan cita-cita dan impian Indonesia,” kata Budiman Sudjatmiko
Nama Budiman Sudjatmiko dikenal ketika rezim otoriter Soeharto memberangus gerakan politik anak muda. Waktu itu bersama kawan-kawannya, Budiman mendeklarasikan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada tahun 1996. Hasilnya, ia pun dijebloskan ke penjara sebagai tahanan politik orde baru. Kemudian Presiden Presiden Abdurrahman Wahid (alm) memberikan amnesti pada tanggal 10 Desember 1999. []