Ahmad Fauzan Sazli
BANDUNG, KabarKampus – Sebanyak 150 mahasiswa dari berbagai kampus di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta menggelar konsolidasi di kampus Universitas Telkom, Bandung. Konsolidasi yang digelar dari tanggal 28 – 29 Desember 2013 ini digelar untuk menyamakan gerak dan langkah mahasiswa dalam menyelamatkan konstitusi bangsa agar tidak jatuh dalam kehancuran.
Aril Wahyu Pratama, Presiden Mahasiswa BEM KBM IT Telkom mengatakan, bahwa konstitusi pasca amendemen 1945 adalah tidak jelas. Dengan kondisi seperti itu, yang terjadi adalah perampasan sumber daya alam dan eksploitasi sumber daya manusia di Indonesia.
“Jadi mahasiswa satu frame bahwa pemilu 2014 tidak akan melahirkan apapun bila sistemnya seperti itu,” kata Aril kepada KabarKampus, Senin, (30/12/2013).
Aril menjelaskan, bila konstitusi Indonesia tidak kembali kepada UUD 1945 maka siapapun presidennya akan percuma. Apalagi sistem demokrasi yang digunakan tidak jelas. Dalam pemilu yang digelar tidak menganut sila ke-4 Pancasila, yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Namun, menurut Aril dalam konsolidasi tersebut, mereka tidak membahas soal Golput dalam Pemilihan Umum 2014 mendatang. Mereka hanya membahas penyamaan persepsi gerakan mahasiswa untuk menyelamatkan konstitusi.
“Kami mahasiswa akan membangun solidaritas, karena kelemahan mahasiswa saat ini karena kurang persatuan. Sementara solidaritas adalah panglima perjuangan,” jelas Aril.
Adapun konsolidasi mahasiswa ini diikuti oleh Aliansi BEM Jawa Barat bersama KOMANDO 3 wilayah (Jakarta, Jawa Barat dan Banten). Mereka berasal dari kampus Universitas Telkom, Unpad, Unikom, Unsur, STT Tekstil, Unibba, ekuitas, YPKP, universitas pamulang, Unma Banten, Staisman Pandeglang, UMS, STTIKOM Insan Unggul, STKIP PGRI, Sukabumi, Stisip Banten raya, dan Uninus.[]