ABC AUSTRALIA NETWORK
Sam Howard
Para peserta pertukaran budaya Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) 2013-2014 selama bulan Januari berada di Koto Sani, Kabupaten Solo, Sumatra Barat. Selama hampir dua bulan, 36 peserta AIYEP asal Australia dan Indonesia berada di sana melakukan berbagai kegiatan dan berbaur dengan masyarakat setempat. Sam Howard seorang peserta dari Negara Bagian Victoria menulis pengamatannya mengenai perilaku orang Indonesia.
Orang Indonesia kadang memiliki sifat dan perilaku yang membingungkan bagi orang Barat. Mereka selalu berusaha membuat anda puas dan senang, seperti mereka, namun perbedaan budaya membuat kadang apa yang mereka lakukan bisa membuat anda jengkel. Jangan salah, walaupun kebiasaan ini aneh, namun saya menghargai dan menghormati sepenuhnya kebiasaan ini, walau memang perlu penyesuaian. Inilah beberapa di antaranya.
Memberi Petunjuk Jalan – Bila anda perlu ke suatu tempat dan tidak tahu jalan, tanya saja dengan orang yang anda temui, Apapun yang terjadi mereka pasti SELALU memberi tahu. Jadi apakah memang semua warga Indonesia tahu semua arah? Jawabannya tidak. Bila mereka tidak tahu, mereka akan berpura-pura tahu, karena takut kehilangan muka. Jadi petunjuk bisa salah dan anda akan tiba terlambat, tapi itu sudah biasa.
“Tambah Lagi” – jangan kaget kalau pulang dari Indonesia anda bertambah berat badan. Warga Indonesia suka makan nasi, dan ketika makan, anda pasti diminta untuk “tambah lagi” meskipun anda sudah kenyang. Bila tidak tambah lagi, kadang seperti dianggap menghina. Menurut saya cara terbaik untuk menghindar untuk tidak diminta tambah lagi adalah ketika selesai makan, pura-pura seperti “mau pingsang kekenyangan” atau pura-pura perut sudah kembung, Mereka biasanya tertawa dan lupa meminta kita tambah lagi.
Menyelesaikan Sesuatu Tepat Waktu – Tugas sehari-hari di Indonesia selesai lebih lama dibandingkan hal serupa di Australia. Ini hanya karena orang Indonesia suka melakukan sesuatu pelan-pelan, dan konsep “penekanan” “tenggat waktu” dan “mendesak” kadang bermakna berbeda. Mereka menghabiskan waktu lebih lama, dan sadar bahwa pada akhirnya semua akan selesai. Menurut perkiraan amatir saya, sesuatu yang di Australia selesai dalam waktu 2 jam, di Indonesia selesai dalam 2 hari. Jadi siap-siap duduk, menanti, dan menikmati hidup ketika di Indonesia, daripada membuat hidup jadi lebih mudah.
Bertanya Tentang Kehidupan Pribadi – ‘Mau kemana?’, ‘sedang ngapain?’, ‘kemana saja selama ini?’, ‘sudah makan belum ?’, ‘sudah mandi belum ?’, ‘berat kamu berapa?’, ‘umur kamu berapa?’, ‘kok belum menikah ?’, ‘kenapa tidak mau menikah dengan orang Indonesia ?’ ini adalah beberapa pertanyaan yang saya terima setiap hari. Bagi orang bukan Indonesia, hal ini terasa aneh. Tapi ingat mereka bertanya karena sebenarnya mereka tertarik dengan kehidupan kita dan ingin tahu lebih banyak.
Perhatian Seperti Selebriti – Kemanapun anda pergi di Indonesia (mungkin kecuali Kuta dimana banyak bule yang berlibur), jangan kaget bila kita diperlukan seperti selebriti. Ketika kami berada di Indonesia, anda akan ditarik untuk berfoto bersama 50 sampai 100 kali, dicubit, dipeluk, dipanggil cantik (beautiful) dan ‘ganteng’ (handsome), dan dipanggil ‘Mister’ tanpa memandang jenis kelamin. Anda akan dimasukkan menjadi teman di Facebook oleh ratusan orang yang tidak dikenal sebelumnya. dan ditanyai nomor telpon. Saya bukanlah orang istimewa, namun ketika di Indonesia, saya merasa jadi seperti gadis paling istimewa sedunia.
Jadi, saudara-saudara warga Indonesia, terima kasih karena anda seperti ini. Saya berharap anda mengerti betapa baiknya anda sekalian, dan bagaimana penerimaan anda yang begitu baik. Jangan pernah berubah. []
* Tulisan ini adalah pendapat pribadi – diambil dari blog AIYEP 2013 dengan alamat: aiyepblog.wordpress.com