Ahmad Fauzan Sazli
SAMARINDA, KabarKampus – Peritiwa penyerangan yang dilakukan orang bersenjata kepada Mahasiswa Universitas Mulawarman, Samarinda pada hari Selasa lalu, (18/03/2014), menimbulkan kengerian di kalangan aktivis mahasiswa Unmul. Pasalnya hal yang sama bisa terulang lagi kepada mahasiswa saat menggelar aksi di kampus Unmul.
Menurut Maria, dari Persatuan Solidaritas Mahasiswa Peduli Civitas Akademika Unmul, sejak marak aksi protes dan mogok yang dilakukan dosen dan mahasiswa Fakultan Pertanian Unmul, mereka mendapati sejumlah orang dari Organisasi Masyarakat tertentu ada di Kampus Unmul. Orang-orang tersebut mengaku sebagai orang tua mahasiswa yang protes atas pemogokan dosen Unmul.
“Menurut pejabat kampus orang-orang itu adalah orang tua mahasiswa yang kecewa atas pemogokan yang dilakukan dosen Unmul. Namun berdasarkan penelusuran teman kami, orang-orang itu mengaku berasal dari Ormas tertentu,” kata Maria kepada KabarKampus. Kamis, (20/03/2013).
Maria juga menjelaskan, bahwa sebelum terjadinya penyerangan yang dilakukan preman bersenjata. Mereka bertemu rektor untuk menjelaskan dugaan kasus korupsi Dekan Fahutan Unmul, persoalan UKT, Akreditasi yang belum jelas, dan masalah gaji karyawan honorer di kampus Unmul.
“Selain itu kami juga meminta rektor bertanggung jawab atas adanya Ormas yang masuk kampus dan aksi penyerangan yang dilakukan orang tak dikenal terhadap mahasiswa Fahutan seminggu sebelum penyerangan kedua terjadi,” jelas Maria yang merupakan mahasiswa Fisip Unmul.
Sepulang dari sanalah, menurut Maria mereka diserang kelompok bersenjata tersebut. Penyerangan itu dilakukan secara membabi buta. Mereka membawa senjata api, stik hoki, parang dan sebagainya. Mereka menghancurkan atribut aksi dan membakarnya. Tak hanya itu pada malam harinya para preman bersenjata itu juga datang kembali dan mencabut spanduk dan atribut aksi kemudian membakarnya kembali.
“Kami saat itu berlarian,” kata Maria.
Maria mengungkapkan, atas peristiwa tersebut mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Solidaritas Mahasiswa Peduli Civitas Akademika mengutuk segala bentuk kekerasan di kampus Unmul. Mereka juga menutut Unmul dan pihak terkait bertanggung jawa atas kekerasan tersebut.
“Kami tidak ingin ada preman ormas di kampus kami,” tegas Maria.
Maria menjelaskan setelah peristiwa kekerasan Selasa lalu, kampus Unmul dalam kondisi normal. Namun karena masih terdapat ormas di dalam kampus, mereka mengamankan teman-teman yang kerap melakukan aksi demonstrasi di kampus.[]