Mega Dwi Anggraeni
BANDUNG, KabarKampus – Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM ITB) mengusir Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke ITB, Bandung, Kamis, (17/04/2014). Para mahasiswa mengusirnya dengan memblokir jalan masuk sambil membentangkan spanduk bertuliskan ‘Turut Berduka Cita Atas Politisasi ITB’ dan ‘Kampus Netral Harga Mati’.
Kehadirian orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut ke ITB adalah untuk menandatangani, Memorandum of Understanding (MoU). Berdasarkan informasi yang diterima dari pihak Humas ITB, MoU tersebut merupakan bentuk kerjasama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan pihak ITB untuk menyelesaikan masalah Tata Kota dan Pariwisata di Jakarta.
Adapun Pihak yang akan menandatangani MoU tersebut adalah pihak Rektorat ITB yang diwakili oleh Rektor ITB, Prof. Akhmaloka Ph.D dengan Pemprov DKI Jakarta yang akan diwakili oleh Jokowi. Namun, KM- ITB menganggap kedatangan Jokowi berpotensi mempolitisasi lembaga pendidikan ITB. Termasuk seluruh entitas di dalamnya.
Anggapan tersebut diperkuat dengan memanasnya suhu politik di Indonesia mengenai pencalonan Presiden RI. Para calon presiden yang sudah mendeklarasikan diri seolah memanfaatkan momentum safari politik.
Mohamad Jeffry Giranza, Ketua Kabinet KM-ITB menyatakan atas nama seluruh mahasiswa KM-ITB, tidak berpihak kepada calon presiden manapun untuk Pemilu RI 2014.
“Selain itu, kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya mahasiswa ITB untuk turut menyebarkan berita sikap mahasiswa ITB terhadap kedatangan salah satu calon presiden, bahwa KM-ITB tidak berpihak kepada pihak atau calon presiden manapun dan menolak segala bentuk politisasi di Lembaga Pendidikan ITB,” tegasnya.
Lebih lanjut, Jeffry juga mengajak seluruh keluarga KM-ITB untuk melaporkan segala atribut kampanye yang dengan sengaja diletakkan di sekitar kampus ITB, dengan cara mendokumentasikan atribut kampanye dan mempublikasikannya di twitter melalui akun @KM_ITB.
“Foto tersebut akan diolah dan dilaporkan kepada pihak berwajib untuk ditindaklanjuti,” katanya.
Selain menandatangani MoU, rencananya, Jokowi juga akan mengisi Kuliah Umum ‘Studium Generale’ di Aula Timur. Namun, Jokowi gagal memberikan kuliah umum lantaran aksi mahasiswa tersebut.[]