More

    Para Penyair Berpesta Puisi di Bandung

    Mega Dwi Anggraeni

    Saut Sitomorang, membacakan puisi di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. Foto : Mega
    Saut Sitomorang, membacakan puisi di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. Foto : Mega

    Apa jadinya bila para penyair berkumpul membacakan puisi. Tentunya akan ramai kata-kata indah bak kembang api di malam tahun baru.

    Suasana itu hadir dalam acara Pesta Puisi Tiga Kota yang digelar di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Minggu, (01/02/2015).  Enam orang penyair  yakni Ratna Ayu Budhiarti, Ratna M Rochiman, Dedy Koral, Faizal Syahreza, dan Semi Ikra Anggara, memeriahkan acara tersebut.

    - Advertisement -

    Selain membacakan karya pribadi, kelimanya juga membacakan puisi karya Mat Don. Ia adalah seorang penyair Bandung yang sudah melahirkan ratusan puisi.

    Tetapi sore itu, hanya 13 puisi saja yang keluar. Setiap penyair yang datang, hanya membacakan satu sampai tiga karya Mat Don yang dia tulis sejak 1998 hingga 2014. Seperti Ujang dan Nyai, Mailbox, Sajak si Yanto, dan Ustad Televisi.

    Puisi Matdon tersebut merupakan bentuk kesaksian. Karena bagi Mat Don, puisi adalah kesaksian hidup yang bisa bermetamorfosa ke arah yang lebih baik serta bisa membuat penulisnya merasa gembira.

    Selain lima orang penyair lokal, ada satu penyair tamu, yaitu Saut Situmorang. Selain membaca karyanya, dalam acara tersebut, saut juga membaca satu karya Matdon.

    Bagi Matdon, Pesta Puisi Tiga Kota, adalah upaya para penyair di Indonesia untuk menghidupkan kembali geliat sastra. Apalagi selama dua tahun terakhir, hampir tidak pernah ada kegiatan yang melibatkan penyair se-Indonesia.

    “Puisi juga sama seperti agama yang bisa membuat penganutnya bergembira,” imbuhnya.

    Matdon menuturkan, Bandung menjadi salah satu daerah yang tidak memadamkan semangat para penyair.  Sepanjang 2014 ada belasan hingga puluhan kegiatan yang melibatkan para sastrawan dan penyair dari Bandung dan sekitarnya.

    Pesta Puisi Tiga Kota adalah langkah awal para penyair nasional di awal tahun 2015. Selain menggelar pestanya di Bandung, mereka juga menggelarnya di Jogjakarta dan di Denpasar. Sama seperti di Bandung, di Jogjakarta dan Bali juga menghadirkan penyair lokal, satu penyair utama yang mewakili daerahnya, serta satu penyair tamu.

    “Di Bandung penyair utamanya saya, di Jogjakarta Saut Situmorang, dan di Bali Wayan Jengki,” tambahnya.

    Selain para penyair, pesta yang digelar dengan cara urunan tersebut juga dimeriahkan oleh beberapa seniman lokal. Sebut saja, Mukti-Mukti dan Sisca Gutzeng. Keduanya berkolaborasi membuka acara. Sisca juga beberapa kali tampil mengiringi penyair.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here