YOGYAKARTA, KabarKampus – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menurunkan sebanyak 2535 mahasiswa ke 42 desa di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Para mahasiswa ini diterjunkan dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik semester genap 2014/2015.
Para mahasiswa resmi diterjunkan pada tanggal 1 Agustus 2015. Rencananya mereka menjalani KKN hingga tanggal 4 September 2015.
Hilman Latief, Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Penelitan dan Masyarakat (LP3M) UMY, mengatakan, ada enam kabupaten yang akan menjadi tempat KKN mahasiswa UMY. Keenam kabupaten tersebut terdiri dari kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulonprogo, Magelang, dan kabupaten Purworejo.
“Pada KKN Tematik periode semester genap 2014/2015 ini, kami menerjunkan 2535 mahasiswa. 270 mahasiswa diantaranya sudah diterjunkan pada Tema Muballigh Hijrah (Ramadhan 1436) dan sisanya akan diterjunkan di 125 lokasi di 42 desa daerah Jogja dan Jateng. Di DIY ada 121 lokasi dan Jawa Tengah 4 lokasi,” jelasnya.
Menurut Hilman, sebanyak 33 lokasi KKN yang berada di 20 desa merupakan lokasi lama dengan tema lanjutan KKN sebelumnya. Sementara 92 lokasi lainnya di 22 desa merupakan lokasi baru yang akan dijajaki sebagai Desa Mitra.
Tema KKN pada periode ini dirangkum dalam sebuah tema besar, yakni “Pemberdayaan Ekonomi Ummat”. Tema besar tersebut meliputi tema tentang pertanian, peternakan, desa wisata, industri pedesaan, pengembangan kelembagaan masyarakat, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesehatan masyarakat.
Sementara itu, Dede Rahayu Pratiwi mahasiswi Program Studi (prodi) Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) UMY mengaku telah siap untuk menjalani masa KKN selama satu bulan penuh ini. Selain persiapan proposal kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi, ia bersama teman-temannya juga telah menyiapkan mental untuk bisa tinggal dan beradaptasi dengan lingkungan barunya di desa Gilangharjo, Pandak, Depok, Bantul.
Di lokasi tersebut rencananya mahasiswi yang juga aktif di UKM Pramuka UMY dan Asrama Mahasiswa (Unires) UMY ini bersama ke-16 rekannya akan mengembangkan Emping Melinjo, Jamur dan Pengembangan Desa Wisata.
Pemilihan tema tersebut karena latar belakang penduduk setempat yang memang rata-rata berprofesi sebagai buruh dan hanya ada satu pengepul emping melinjo dan jamur. “Jadi kami ingin mencoba membantu warga setempat dengan merenovasi pemasaran emping melinjo dan jamurnya,” kata Dede.
Menurutnya, hal itu dilakukan agar tidak hanya satu orang saja yang bisa melakukan usaha tersebut. Selain itu juga tidak hanya mengandalkan satu macam rasa dari emping dan jamur tersebut.[]