JAKARTA, KabarKampus –Sebagian orang melakukan penelitian karena ingin menyumbang pada dunia ilmu pengetahuan. Tetapi Taufik Abdullah melakukan penelitian karena marah.
“Mengapa marah, karena waktu kecil saat mendengar cerita dari ayah saya mengenai pergerakan nasionalisme di Sumatera Barat. Namun setelah dewasa, satu kata pun tidak diceritakan tentang Sumatera Barat. Hanya ada Jawa dan Jawa lagi,” kata Taufik Abdullah dalam diskusi Historiografi Dalam Denyut Sejarah Bangsa di Galeri Salihara, Selasa (26/01/2016).
Padahal, kata Taufik Abdullah, banyak tokoh pendiri Indonesia berasal dari Sumatera Barat, seperti Muhammad Hatta, Tan Malaka, Sutan Syahrir, dan Agus Salim. Namun dalam sejarah Indonesia tempat asal mereka tak banyak diceritakan.
Hal inilah yang kemudian membuat Taufik Abdullah marah dan melakukan penelitian sejarah di Sumatera Barat. Salah satunya berjudul “Scholl and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra”.
Penelitian ini merupakan disertasinya saat menempuh gelar Doktor di Cornel University.
“Hasil penelitian langsung diterbitkan di Cornell University,” ungkap Taufik Abdullah yang telah banyak mempublikasikan karya ilmiah di luar negeri.
Jadi ilmu pengetahuan bukan hanya bisa dimulai dengan rasa ingin tahu saja, tapi juga bisa dimulai dengan marah. Tapi marah yang kreatif, seperti kasus yang Taufik Abdullah alami.
Taufik Abdullah merupakan sejarawan kelahiran Bukittinggi, 3 Januari 1938. Dia menamatkan gelas S1 di Jurusan Sejarah UGM. Kemudian menyelesaikan S2 dan S3 di Cornell University, Amerika Serikat. Hingga saat ini ada 30 buku yang telah diterbitkan, diantaranya : “Walk in Splendor: Ceremonial Dress and The Minangkabau” (1999) dan “Pemuda dan Perubahan Sosial” yang diterbitkan pada tahun 1991.
Saat ini Taufik Abdullah menjabat Ketua Komisi Bidang Ilmu Sosial Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).[]