AUSTRALIA PLUS
Amanda Hoh
Sejumlah blogger fashion dari Asia, seperti China, Singapura, dan Filipina telah diundang untuk datang ke acara Australian Fashion Week. Selain untuk menikmati karya terbaru dari industri fashion di Australia, diharapkan mereka dapat menyebarkan tren terkini di Australia ke kawasan Asia.
China bisa dikatakan sebagai target baru untuk pangsa pasar fashion di Australia. Karenanya tahun ini pihak penyelenggara Australian Fashion Week sengaja memfokuskan diri pada pasar Asia.
Sejumlah blogger fashion dari kawasan Asia, termasuk mereka yang dianggap punya pengaruh di dunia maya akan menghadiri sejumlah pagelaran busana selama sepekan kedepan.
Majalah Grazia, salah satunya, telah mengirimkan dua editornya dari mitra mereka di China dan merekrut penulis asal China yang berbasis di Sydney untuk melaporkan festival fashion terbesar di Australia tersebut.
Mereka juga akan melaporkan secara langsung soal fashion, travel, dan informasi gaya hidup dalam bahasa China, lewat jejaring sosial, seperti Weibo dan WeChat.
Salah satu direktur majalah Grazia, Adam Huang mengatakan timnnya akan memfokuskan pada laporan fashion dan gaya hidup. Yang akan dilaporkan adalah laporan terkini dari apa yang sedang terjadi di Sydney, tentunya dengan gaya yang sesuai dengan audiens di China.
“Kebanyakan orang China disini menyukainya [fashion], terutama di Sydney,” ujar Adam.
“Tapi masalahnya, mereka sedikit terpinggirkan dari pasaran, karena tidak banyak media-media China yang melakukan laporan fashion dan gaya hidup,” tambahnya.
“Biasanya mereka hanya membahas soal restoran yang harus dicoba atau menerjemahkan informasi fashion dari artikel bahasa Inggris.”
Adam yang tinggal di Shanghai mengatakan banyak merek-merek fashion ternama yang tidak mampu menarik konsumen China, karena “mereka tidak memiliki pegawai” yang bisa berkomunikasi soal informasi dan kegiatan-kegiatan.
Mengundang ‘digital influencer’ penting dari Asia
Menurut blogger asal Singapura, Nicole Wong, fashion asal Australia sedang ‘booming’ di kawasan Asia Tenggara.
“Di Singapura, fashion Australia diterima secara luas karena cuaca dan iklimnya, juga jenis bahan dan potongannya,” kata Nicole.
“Sangat sesuai, tapi juga seksi di saat yang bersamaan, jadi tetap berkelas.”
Nicole adalah salah satu dari ‘digital influencer’ asal Asia, atau mereka yang dianggap punya pengaruh kuat di dunia maya, yang diundang Australian Fashion Week tahun ini.
Website yang dikelolanya telah menjangkau 1,3 juta orang. Sementara akun Instagramnya diikuti oleh lebih dari 52.000 orang.
Jumlah tersebut bisa dikatakan sebagai prestasi yang hebat, karena dirinya sebagai seorang pengarah gaya, tidak pernah belajar fashion. Ia memulai blognya saat ia masih remaja untuk mendokumentasikan kehidupannya.
Meningkatnya ketertarikan fashion Australia di kalangan ‘follower’-nya, telah membawanya terbang ke Sydney.
“Semua sangat segar, saya sendiri senang potongan yang bersih dan saya rasa kebanyakan orang Asia tidak terlalu suka yang ramai, potongan sederhana yang tidak lekang oleh waktu dan klasik,” ujarnya.
“Saya lebih bisa menerima desainer Australia, karena lebih mudah dipakai.” []