AUSTRALIA PLUS INDONESIA
Karen Bailey
Mengajarkan bahasa tidak hanya bisa dilakukan di kelas saja, juga bisa lewat konser musik. Itulah yang dilakukan oleh Balai Bahasa Indonesia Perth (BBIP) yang mendatangkan penyanyi Indonesia Michael Jakarimilena, yang tampil di beberapa kota di Australia. Karen Bailey Kepala BBIP menjelaskan ide mendatangkan penyanyi asal Papua yang populer lewat kontes Indonesian Idol tersebut.
Seri Konser ‘Michael J in Oz School Concerts 2016’ adalah kolaborasi antara Balai Bahasa Indonesia Perth (Inc) dengan Michael Jakarimilena, seorang enterteiner kontemporer Indonesia (sebagai penyanyi maupun pemain film).
Michael telah berhasil menarik banyak perhatian di seluruh Nusantara dengan gaya bernyanyi yang penuh penjiwaan dengan suara khasnya.
Balai Bahasa Indonesia Perth (BBIP) yang menyelenggarakan seri konser ini adalah sebuah organisasi nirlaba yang berusaha mempromosikan pengajaran dan pembelajaran Bahasa Indonesia serta budaya-budaya Indonesia dengan misi untuk membangun hubungan yang lebih erat untuk semua lapisan masyarakat Indonesia dan Australia.
Dalam program yang unik ini Michael dan pengiringnya Toni Brillianto telah berkeliling ke tiga negara bagian di Australia untuk melakukan konser-konser khusus untuk para siswa-siswi di sekolah menengah yang sedang mempelajari bahasa Indonesia (usianya 12-17 tahun).
Michael J yang juga dikenal sebagai Michael Idol setelah mendapatkan tempat ke-lima pada Indonesian Idol musim pertama, lebih dari satu dekade yang lalu, tampil dalam dua konser di Perth (dihadiri 1250 Siswa), satu konser di Canberra (250 Siswa) dan satu Konser di Beechworth, Victoria (500 Siswa).
Diiringi oleh gitaris berbakat, Toni Brillianto yang memang juga ‘brilliant’, Michael J telah membawakan lagu-lagu berbahasa Indonesia dan beberapa lagu berbahasa Inggris, dari berbagai genre.
Michael J bersama dengan Toni telah mampu menghibur sekaligus mendidik ratusan siswa untuk bergabung, berinteraksi dan berpartisipasi secara antusias dan penuh semangat, selama berlangsungnya konser di Australia yang makan waktu lebih dari satu jam yang dihitung sebagai bagian dari jam pelajaran siswa-siswi tersebut.
Sekali-sekali, para siswa tampak terpukau dengan penampilan Michael di panggung.
Rupanya, pelajaran bahasa Indonesia yang sedang ditampilkan di panggung. Para murid dapat merasakan nuansa pembelajaran bahasa Indonesia yang berbeda ketika ditampilkan di panggung, tidak seperti yang biasanya dilakukan di ruang kelas.
Pembelajaran bahasa Indonesia melalui konser Michael J telah menarik perhatian murid dan membuat mereka jauh lebih antusias dari biasanya!
Melalui konser, Michael J berhasil mengembangkan hubungan dengan penontonnya dan bercakap-cakap, tertawa, bercanda dan bernyanyi di seluruh rangkaian konser tersebut.
Selain itu, pada setiap konser para guru dan para pengunjung lainnya pun dapat melihat adanya rasa persahabatan yang tulus dan kecintaan para murid terhadap bahasa Indonesia dan negeri Indonesia.
Michael dan Toni pun ikut terkesan atas antusiasme dan keterlibatan mereka.
Para guru yang ikut mengawasi para murid dapat melihat dan menyimak alunan suara ratusan siswa yang ikut bernyanyi dalam bahasa Indonesia mengikuti Michael. Bagi mereka ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan!
Dari Perth kemudian ke Canberra terakhir berlanjut ke Beechworth di Victoria sebagian besar hadirin yang umumnya adalah para remaja, ikut bersorak sorai, bertepuk tangan, dan secara spontan turun ikut berjoget ketika lagunya berirama lebih cepat.
Saya sebagai Chairperson BBIP mengikuti perjalanan konser di Perth dan Canberra tersebut. Menurut saya, budaya populer adalah cara yang tepat untuk melibatkan para siswa remaja dalam pembelajaran suatu bahasa.
Yang juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah menjelaskan tentang adanya kemiripan budaya dan tidak hanya terfokus pada adanya perbedaan sebagai suatu hal yang penting dalam membangun kepercayaan dan persahabatan antara kedua negara Indonesia dan Australia.
Semua guru yang membawakan murid-murid mereka ke ‘Michael J in Oz School Concerts’ sebelumnya sudah diberikan daftar lagu lengkap dengan semua lirik dan beberapa contoh tugas dan kegiatan dan diminta untuk membiasakan siswa dengan konsep dan bahasa-bahasa yang ada di lagu-lagu di konser ini.
Beberapa guru juga merancang lebih banyak tugas berdasarkan lagu-lagunya kemudian membagikan dengan guru-guru lain untuk digunakan di dalam pelajaran bahasa Indonesia sebelum dan sesudah konsernya. Selama penampilan Michael J, lirik-lirik lagu Indonesia ditunjukkan di layar besar dengan berbagai macam gambar untuk memperkuat pemahaman atas makna dan pengertian kata-katanya dalam lagu.
Untuk maksud tersebut, sebelum konser berlangsung, para guru telah mempersiapkan dan mengenalkan para murid terhadap lagu-lagu yang akan dinyanyikan oleh Michael J baik menyangkut konsep, lirik dan makna setiap lagu di kelas pelajaran bahasa Indonesia di masing-masing sekolah.
Ketika Michael dan Toni selesai menyanyikan lagu terakhir di setiap konser, ratusan siswa mulai berteriak ‘Lagi! Lagi! Lagi! Lagi!’ dengan harapan Michael dan Toni akan muncul dan bernyanyi lagi.
Mereka tidak kecewa. Michael dan Toni, dengan murah hati memenuhi permintaan tersebut.
Dari para siswa dapat terdengar banyak komentar positif dan antusiasme yang tinggi mengenai pengalaman mereka mengikuti konser ini. Beberapa siswi mengatakan ‘Gara-gara konser Michael J ini saya ingin melanjutkan pembelajaran bahasa Indonesia!’
Salah satu konser di Perth diliput oleh Entertainment News (E News) di NET TV (Jakarta) yang dipandu oleh Shafira Umm. Konser- konser di Perth, Canberra dan Beechworth ini juga diliput oleh beberapa media cetak baik di Australia maupun Indonesia.
Sebagai kegiatan pembelajaran yang telah terbukti sangat berguna dalam menyegarkan program-program bahasa Indonesia di sekolah-sekolah menengah di Australia, Balai Bahasa Indonesia Perth sedang mencari sponsor supaya ajang serupa ini dapat diselenggarakan lagi pada tahun depan.
Program ini didanai oleh Australia Indonesia Institute (DFAT) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia Canberra, dan diselenggarakan oleh BBI Perth, yang juga didukung oleh Garuda Indonesia, Mandurah Baptist College, Peter Moyes Anglican Community School, BBI ACT, Alfred Deakin High School dan Beechworth Secondary College.
* Karen Bailey adalah Kepala Balai Bahasa Indonesia di Perth, yang menjadi penyelenggara kedatangan Michael J ke Australia. Tulisan ini dikirim dalam bahasa Indonesia. []