More

    Mahasiswa ITB Buat Tas Pengering Pakaian Untuk Traveller

    Tas pengering pakaian untuk traveler. Foto : Fauzan
    Tas pengering pakaian untuk traveler. Foto : Fauzan

    Dalam sebuah perjalanan travelling, seseorang harus menyiapkan pakaian dengan baik dan benar sesuai dengan kebutuhan. Kadang pakaian yang dibawa kotor dan harus dicuci. Namun, karena harus berpindah tempat, membuat pakaian yang basah tidak sempat untuk dikeringkan, sehingga pakaian menjadi apek atau bau.

    Hal ini mendorong, dua mahasiswa Insititut Teknologi Bandung (ITB), mengembangkan sebuah inovasi untuk mengeringkan pakaian. Mereka menamakannya dengan Traveller Drying Pack, yaitu sebuah tas carrier yang bisa mengeringkan pakaian.

    Traveller Drying Pack ini dikembangkan oleh Dian, mahasiswi Desain Produk ITB dan Azmi, mahasiswa Teknik Elektro. Keduanya memanfaatkan Tektil Konduktif Termal untuk membantu proses pengeringan pakaian tersebut.

    - Advertisement -

    “Inovasi ini mulanya dari pengalaman pribadi, soalnya kami bedua suka travelling. Saat travelling baju ada yang basah dan kotor, kemudian dicuci. Permasalahannya adalah, kami ngga sempat ngeringin,” kata Dian.

    Sehingga, kata mahasiswi angkatan 2012 ini pakaian mereka menjadi bau dan apek dan tidak bisa dipakai. Dari sana mereka memiliki ide bagaimana mengeringkan pakian sambil berpindah-pindah tempat.

    Mereka kemudian memanfaatkan tekstil konduktif termal untuk membantu pengeringan. Teknologi ini merupakan smart texstiles yang membantu memberikan respon sesuai permintaan terhadap berbagai kondisi lingkungan seperti panas dan dingin.

    Sifat konduktif pada tekstil tersebut menggunakan wire filler yaitu dengan menyelipkan elemen konduktif pada tekstil. Seperti menyelipkan kawat tembaga pada rajutan tekstil.

    “Jadi otomatis, si kain jadi material yang konduktif. Dia bisa menjadi tambah panas bila terkena panas, begitu sebaliknya dia akan dingin bila terkena dingin,” ungkap Dian.

    Oleh karena itu menurut Dian, untuk membantu sifat konduktif menjadi panas, mereka mamnfaatkan Portable Heater. Kemudian Portable Heater tersebut disambungkan dengan Power Bank. Jadi ketika Powe Bank dihidupkan sifat konduktifnya akan memanas.

    Dari hasil pengujian Dian dan Azmi, panas yang dihasilkan mencapai 70 derajat celcius. Panas yang dihasilkan ini kemudian uji coba untuk memanaskan kaos kaki yang agak tebal. Dalam waktu dua jam kaos kaki dapat benar-benar kering.

    Panas yang dihasilkan ini aman bagi penggunanya. Karena saat dipegang bagian luarnya tidak terasa panas.

    Untuk bahan yang digunakan cukup untuk anti air pada samping, sehingga tidak menyebar pada bagian lain tas. Sementara pada bagian atasnya diberi pori-pori untuk menguapkan air.

    Kemudian mereka memanfaatkan resleting untuk menutup rapat tas. Tetapi jika lingkungan mendukung resleting bisa dibuka sehingga sirkulasi udara bisa lebih cepat.

    Adapun posisi pengering pakaian ini berada di atas dan dapat dilepas pasang. Sehingga dapat dipasang ketika dibutuhkan dan dapat menjadi storage untuk kebutuhan lain. Produk ini juga dapat dilipat untuk disimpan.

    Dian mengungkapkan, inovasi yang mereka buat ini masih dalam bentu prototype. Mereka masih terus melakukan penelitian untuk mengembangkan inovasi ini.

    “Ke depan, kami ingin inovasi tas yang dibuat bisa jadi industri massal. Namun saat ini kami masih kekuarangan dana. Kami ingin bekerja sama bila ada yang mau mengembangkan teknologi ini,” ungkap Dian.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here