More

    Mesin Pelipat Baju Mahasiswa UMY Diminati Perusahaan Konveksi

    Iqbal bersama alat pelipat baju buatannya. (UMY).
    Iqbal bersama alat pelipat baju buatannya. (UMY).

    Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil merancang mesin pelipat pakaian yang dapat digunakan industri kaos atau konveksi. Mesin ini menggunakan teknologi pengontrol sistem elektro pneumatik dan programmable logic controller (PLC).

    Mahasiswa tersebut adalah M. Iqbal Nur Fahmi. Saat ini alat yang ia buat digunakan oleh salah satu perusahaan kaos di Jogja yakni Inteeshirt.

    Iqbal mengungkapkan, ia mengerjakan desain alat tersebut sejak bulan November 2015 lalu dengan dibimbing oleh dua dosen Teknik Mesin UMY yakni, Wahyudi, S.T., M.T., dan Bambang Riyanta, S.T., M.T. Awalnya ia melihat perusahaan kaos Inteeshirt mempunyai kendala dalam pelipatan baju setelah diproduksi.

    - Advertisement -

    “Selama ini pelipatan baju di Inteeshirt dikerjaan secara manual menggunakan tenaga manusia, yakni oleh dua orang karyawan saja. Dalam satu hari, mereka hanya mampu melipat baju sebanyak 750 buah selama delapan jam kerja, dengan alat bantu kertas karton,” jelas Iqbal.

    Sementara menurut Iqbal, mesin pelipat baju yang ada merupakan produksi luar negeri. Mesin tersebut harus diimport dengan biaya yang mahal. Sehingga pelaku industri konveksi dalam negeri enggan untuk membeli mesin pelipat baju buatan luar negeri.

    “Oleh karenanya, saya berinovasi membuat mesin dengan biaya yang jauh lebih murah, namun hasilnya juga tetap bagus,” ungkapnya.

    Dalam waktu yang sama, yakni sehari dengan delapan jam kerja, mesin pelipat baju yang dibuat Iqbal bisa menyelesaikan kurang lebih 1.152 baju. Total efisiensi sebanyak 60%, dan menghemat biaya kurang lebih 100.548 rupiah.

    Iqbal mengaku, proses pengerjaan alat pelipat baju ini dilakukan di tempat workshop Inteeshirt. Dalam mendesain alat ini Iqbal dibantu oleh dua orang karyawan Inteeshirt.

    Pembuatan alat ini menghabiskan dana sebesar Rp 22.280.000. Semuanya didanai oleh perusahaan Inteeshirt. Alat pelipat baju sendiri sudah diuji cobakan langsung oleh pemilik (owner) Inteeshirt sendiri dan akan mulai difungsikan pada akhir tahun 2016 mendatang.

    Iqbal menjelaskan, dengan hadirnya alat ini, bukan berarti mengurangi pekerjaan karyawan sebelumnya. Bila sebelumnya ada dua karyawan yang bertugas melipat baju, kedepannya, satu orang nanti ditugaskan menjadi operator mesin, sedangkan satu orang lainnya sebagai inspeksi hasil akhir produk.

    Mahasiswa angkatan 2012 ini berharap alat yang ia buat bisa mendapatkan sertifikasi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual). Selain itu bisa diproduksi secara massal.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here