More

    Mahasiswa ISBI Bandung Suguhkan Film Perselingkuhan Psikopat

    Seorang perempuan meronta di dalam bak mandi. Kedua tangannya terikat dengan mulut disumpal lakban. Seorang anak laki-laki menghampiri perempuan itu, si perempuan menangis tertahan.

    Adegan tersebut menjadi bagian film “Likeable” karya sutradara Rizki Oktavian. Film ini menjadi salah satu yang diputar dalam “Diskusi dan Pemutaran Film: Remaja & Hasrat Psikopat” di Kaka Cafe Jl. Sultan Tirtayasa No. 49 Bandung, Jumat (19/05/2017).

    Film genre psychological thriller tersebut mengisahkan pembunuhan dengan latar asmara. Rizki Oktavian yang akrab disapa Otte mengaku terinspirasi kisah nyata.

    - Advertisement -

    Pada adegan berikutnya, si anak yang membawa lakban itu menghampiri seorang laki-laki. Ketika laki-laki itu sedang main-main dengan si anak, perempuan lain datang sambil menghantamkan skop. Laki-laki itu langsung terkapar. Darah membasahi lantai.

    Perempuan itu menggusur tubuh si laki-laki ke kamar mandi tempat perempuan yang disekap tadi. Di sana, si perempuan mengambil jantung si laki-laki dan menyajikannya dalam nampan dengan sekuntum bunga mawar merah. Nampan tersebut diberikan kepada perempuan yang terikat.

    Film pendek itu berlangsung tanpa dialog satu pun. Ketegangan berlangsung dari awal sampai akhir cerita.

    Otte menjelaskan, filmnya itu sebenarnya tentang perselingkuhan yang disimbolkan dengan jatung dan mawar di atas nampan. Si lelaki yang dibunuh adalah suami dari perempuan yang membunuh. Perempuan yang diikat di kamar mandi ialah selingkuhan si laki-laki.

    “Mereka satu keluarga. Si istri punya penyakit jiwa (psikopat),” kata Otte, dalam diskusi usai pemutaran film.

    Sebagai film yang terinspirasi dari kisah nyata, Otte bermaksud melambungkan masalah sosial lewat film. “Silakan apresiator mengapresiasi,” ujar mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung angkatan 2012.

    Ia juga menyiapkan sekuel untuk film tersebut. Selain film “Likeable”, mahasiswa kelahiran 1994 ini biasa menggarap film dokumenter, antara lain “Salam dari Anak-anak Tergenang” produksi Satulensa (2014). Film ini tentang dampak pembangunan Waduk Jatigede.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here