Kondisi sosial politik di Indonesia, menginspirasi seorang start up usaha batik asal Yogyakarta untuk mendesain batik bertema “Bhineka Tunggal Ika”. Dalam desainnya batik yang dibuat menampilkan peta Indonesia dalam bingkai sekar jagad.
Dialah Miftahudin Nur Ihsan, owner Smart Batik Indonesia. Tema batik tersebut diangkat sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi Indonesia saat ini.
“Saya melihat bangsa ini sedang dihadapkan dengan banyak masalah, salah satu yang paling menonjol adalah isu SARA,” kata Ihsan yang juga alumni Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY ini.
Padahal kata Ihsan, Indonesia adalah negara yang besar karena masyarakatnya berbeda-beda, baik dari suku, budaya, maupun agama. Seharusnya perbedaan ini menuntut masyarakat untuk saling menghargai.
Ihsan telah merintis usaha Smart Batik Indonesia sejak bulan Juli 2015 lalu. Sebelumnya ia juga telah berhasil membuat motif-motif tematik lainnya, seperti motif pendidikan, kesehatan, transportasi, dan pertanian.
Kemudian desain motif yang terbaru adalah bertema persatuan “Bhineka Tunggal Ika”. Dalam desain motif ini, selain memunculkan peta Indonesia dalam bingkai sekar jagad, juga ada nuansa klasik motif parang dan truntum dalam ceplok sekar jagad yang lain. Motif tersebut diapit dua tumpal bergambar senyawa porfirin sederhana.
“Semua ini dikerjakan secara manual (handmade) menggunakan malam/ lilin batik,” ungkap pria memperoleh bantuan hibah Wirausaha Pemula dari Kementerian Koperasi dan UKM RI ini.
Ihsan menjelaskan, makna dari “Bingkainya Sekar Jagad” menggambarkan keanekaragaman, keserasian, dan keindahan. Kemudian motif utama, menggambaran peta Indonesia. Gambar tersebut adalah untuk menegaskan bahwa kita adalah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau.
“Kita semua saudara, kita dapat be Lewati bingkai sekar jagad,” ungkapnya.
Sementara selingan corak tradisional parang dan truntum, jelas Ihsan menggambarkan harapan bangsa ke depan. Secara umum Parang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Ihsan mengharapkan corak tersebut senang tiasa membuat masyarakat selalu bersemangat membangun Indonesia.
Kemudian untuk motif truntum menggambarkan makna sebagai tumbuh lagi. Makna tersebut diartikan sebagai sebuah harapan agar rasa cinta tanah air dan rasa persatuan demi Negara Kesatuan Republik Indonesia tumbuh kembali.
Bagian terakhir dari batik ini adalah motif tumpal. Motif tumpal yang diambil merupakan gambar senyawa porfirin. Porfirin merupakan senyawa dasar yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan).
Porfirin membentuk hemoglobin (manusia) dan klorofil sebagai salah satu elemen terpenting. Maknanya adalah semangat persatuan “Bhineka Tunggal Ika” adalah salah satu syarat agar negara ini tetap eksis dan berkembang.
“Oleh karena itu, hal ini perlu dijaga,” tambah Ihsan yang pernah membawa usahanya sukses menjadi Juara 1 Lomba Inovasi Bisnis Pemuda BPO DIY 2016.
Saat ini Ihsan menjual batik karyanya melalui akun media sosial instagram dan Facebook @smart_batik. Ia menjualnya dengan harga Rp.130.000 untuk ukuran 2 m x 1,15 m.
Bagaimana tertarik dengan batik karya Ihsan?