Carissa Lintao – MSN
Instragram mulai lebih meperhatikan pasar influencer media yang sedang booming akhir-akhir ini. Orang-orang yang disebut influencer ini rela mengeluarkan uang tunai demi ribuan like dan komentar yang sebenarnya berisi spam. Mereka seperti mimpi buruk bagi para pelaku pasar dan merupakan gangguan sesungguhnya bagi pengguna instagram yang sesungguhnya.
Dalam beberapa minggu terakhir ini, Instagram telah menutup situs dan aplikasi berbasis pihak ketiga seperti instagress, instaplus dan peerboost yang semuanya melanggar pedoman komunitas dan persyaratan penggunaan instagram.
Orang-orang yang ingin menjadi influencer menggunakan aplikasi atau servis semacam ini untuk mengotomatisasi ribuan komentar dan like pada akunnya. Mereka hanya perlu membayar sejumlah uang sesuai dengan jumlah like dan komentar yang mereka inginkan.
Bot instagram bertanggung jawab untuk komentar palsu seperti, “ini sangat mengagumkan!,” “❤️,”“love it.”
Komentar-komentar yang dihasilkan bot seringnya tidak jujur, samar, general dan tidak berhubungan dengan konten sebenarnya. Sekarang Instagram ingin membasmi akun-akun semacam ini.
Komentar dari influencer asli dan komentar dari influencer palsu akan sangat mudah dibedakan. Komentar untuk influencer asli akn terasa nyata dn relevan dengan gambar atau menyebutkan teman lainnya. Komentar dari influencer palsu biasanya terdiri dari emoji dan hastag yang sebenarnya bisa digunakan untuk apa saja atau terkesan klise.
Saat ini instagram juga melakukan “shadowbanning” yang berarti gambar atau hastag spam tidak akan terlihat dalam pencarian. Upaya ini membuat platform instagram menjadi lebih asli dan mengurangi berbagai spam yang ada.
Karena bisnis tak bernama ini akan segera dimatikan, influencer wanabe punya beberapa pilihan: melepaskan mimpi mereka menjadi selebritis instagram atau tersesat di tengah kerumuman konten “rata-rata”. Hal ini merupakan kemenangan bagi pemasar sekaligus penghancur mimpi bagi setiap remaja.[]