More

    Derita Buruh Asbes

    Ilustrasi asbes. Foto. Hargaper.com

    BANDUNG, KabarKampus – Subono (37) pada tahun 2014 lalu memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia mantab keluar kerja, setelah didiaknosa saluran paru-parunya rusak dan meyakini asbes sebagai penyebabnya.

    Tempat bekerja Subono adalah pabrik asbes atap gelombang. Ia bekerja sudah hampir 15 tahun. Namun baru pada tahun 2014, ia yakin bahwa asbes berbahaya.

    “Lima tahun bekerja di sana, saya sudah merasakan sakit. Pada saat bekerja ruanganya panas dan berdebu. Kalau saya kurang air. Paru paru kayak ditusuk jarum. Kemudian batuk. Dua minggu batuk, sembuh, lalu sakit lagi,” kata Subono kepada KabarKampus, Selasa, (13/02/2018).

    - Advertisement -

    Namun Subono baru divonis saluran paru-parunya rusak saat pemeriksaan pada tahun 2011 lalu. Ketika itu ia diperiksa bersama 11 orang karyawan lainnya. Dari dua buruh yang didaknosa mengalami kerusakan paru-paru, dia adalah salah satunya.

    “Waktu itu anjuran dari dokter saya harus berobat selama 6 bulan. Waktu itu, belum ada dokter yang anggap saya asbestos, dokter beri saya pengobatan TBC,” terang Subono yang telah bekerja di pabrik asbes sejak berusia 18 tahun ini.

    Sejak itu, Subono mencari tahu tentang bahaya asbes. Dia mulai mengikuti berbagai seminar tentang asbes, bertanya langsung kepada atasannya, dan melakukan pemeriksaan sendiri ke dokter.

    Meski belum ada dokter yang menyebut dirinya mengalami asbestos, Subono mengaku takut mati bila terus bekerja di pabrik tersebut. Apalagi beberapa temannya yang juga bekerja di pabrik telah meninggal. Rata-rata mereka yang meninggal bermasalah dengan paru-parunya.

    Dari 30 teman-temannya yang sama-sama bekerja sejak tahun 1999, sudah ada sembilan atau sepuluh orang yang meninggal. Mereka yang meninggal bersentuhan langsung dengan asbes, seperti bagian gudang, pembongkaran, dan sekurity.

    Tidak hanya teman-temannya, adik ipar Subono yang rumahnya berjarak 50 meter dari pabrik asbes juga meninggal karena paru-paru. Begitu juga kedua orang mertuanya yang tinggal dekat pabrik juga meninggal karena sakit paru-paru.

    “Saya ngga bilang mereka terkena asbestos, namun semuanya meninggal karena paru-paru. Jadi daripada saya mati di pabrik, lebih baik saya keluar,” terang pria yang kini aktif di Serikat Buruh Kerakyatan.

    Bahkan bukan cuma paru-paru, kata Subono, buruh pabrik juga ada yang tangannya terkena infeksi, karena air olahan yang Ph-nya di bawah rata rata. Selain itu diantara teman-temannya juga banyak yang mengalami menurunan berat badan.

    Saat ini, setelah Subono tidak lagi bekerja di pabrik, pria asal Karawang ini mengaku kondisi tubuhnya sudah lebih baik. Ia tidak lagi merasa dadanya ditusuk-tusuk jarum seperti saat masih bekerja di pabrik.

    Hasil Pemeriksaan Terhadap Buruh Pabrik Asbes

    Dalam pemeriksaan terhadap 20 buruh yang bekerja di pabrik asbes, sebanyak 10 buruh mengalami asbestos, yaitu penyakit paru-paru yang disebabkan oleh debu asbes. Pemeriksaan yang dilakukan Indonesia Ban Asbestos Network sengaja memilih para buruh yang memang terlihat sakit.

    “Kami menguji mereka dengan menggunakan standar American Thoracic Society. Kami temukan 10 dari 20 orang mengalami asbestos. Mereka semua telah bekerja lebih dari 10 tahun,” kata dr. Anna Suraya, MKK, SpOK, Direktor of Fit2work Accupational and Environmental Study Centre Jakarta.

    Dari 10 buruh yang terdiaknosa asbestos tersebut, kata dr Anna, tiga dari empatnya kurus dan pernah diobati TBC. Dua orang lainnya mengeluh cepat lelah dan lainnya, batuk kering dan sakit dada.

    “Namun semuanya jinak,” tambah dokter yang juga bekerja di Binawan Institute of Health Science ini.

    Dr. Anna menjelaskan, asbestos ini berbeda dengan TBC yang berasal dari infeksi kuman. Asbestos merupakan luka bekas debu atau serbuk asbes. Namun kondisi ini bisa menimbulkan kanker.

    “Bila terdapat luka di dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi. Namun bila bereaksi terus menurus, lama-lama dapat menjadi awal mula terjadinya kanker,” kata dr. Anna.

    Dr. Anna menjelaskan, orang yang sudah terkena asbestos tidak akan sembuh. Ia akan terus hidup dengan asbestos. Namun dr. Anna menyarankan agar penderita asbestos tidak merokok.

    Selain itu juga agar diberi vaksin influenza dan Vaksin Pneumokokal. Kemudian harus juga rutin ronsen.

    Namun dalam pemeriksaan terhadap buruh pabrik asbes ini, dr. Anna menegaskan tidak bisa menjadi ukuran di Indonesia. Karena buruh yang dipilih memang yang terlihat sakit.

    Asbes Pemicu Kanker

    Dari data yang dilansir Indonesia BAN Asbestos Network (INA BAN) serat atau debu asbes mengandung hidroksida magnesium silikat yang bersifat karsinogen sebagai pemicu kanker. Jika terhisap manusia, debu asbes tersebut akan mengendap di dalam paru-paru dan tidak bisa dikeluarkan oleh tubuh.

    Gangguan yang diakibatkan asbestos ini yakni infeksi saluran penrapasan atas, hinga penyakit kronis yang menyebabkan kematian seperti kanker paru-paru, asbestosis, mesothelioma, dan kanker laring dan ovarium. WHO memperkirakan, 90 ribu penduduk dunia setiap tahunnya meninggal dunia karena penyakit yang berkaitan dengan asbes atau asbestos.

    Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan untuk penyakit mesothelioma yang disebabkan oleh paparan asbes.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here